Instagram

Thursday, February 6, 2014

Perjalanan wisata ke pantai modangan ini sebenernya udah gue rencanain dari oktober tahun lalu cuma karena suatu hal akhirnya gagal dan baru bisa gue realisasikan akhir Januari 2014. Tersangka dalam trip kali ini gue, ronny, goza dan raito. 

Pantai Modangan
Sekilas tentang pantai modangan ini terletak di Kabupaten Malang bagian selatan pantai ini berbatasan dengan kabupaten Blitar. Untuk menuju pantai ini jika dari malang disarankan lewat donomulyo sedangkan dari kediri atau blitar bisa menuju ke kecawatan wates blitar. Pantai Modangan ini memiliki pasir putih yang begitu halus dan dihiasi dengan sedikit pasir hitam yang akan menimbulkan goresan apik ketika disapu ombak. Akses menuju pantai ini masih sangat buruk. kita harus melewati jalan tengah perkebunan penduduk bahkan harus menyebrangi sungai. 
Oke itu sekilas tentang pantai cantik ini. Perjalanan kali ini RENCANA-nya berangkat pukul 12:00 siang namun karena raito yang sungguh males untuk service motor sebelum hari keberangkatan akhirnya dia baru service motornya pada hari H dan baru selesai sekitar jam 2 siang. Ditambah lagi dia belum mandi dan prepare segala macem akhirnya jam 3 kita menuju ke rumah goza yang ada di tawang wates. Pukul 15:30 kami sampai di rumah goza dan langsung ditawari makan, dan kamipun langsung menyantap makanan yang dihidangkan. Setelah makan dan prepare barang-barang yang hendak dibawa kita berangkat dari rumah Goza tepat pukul 16:00

Rencana awal kami menuju blitar lalu dilanjut menuju ke donomulyo. Acuan kami pada suatu web yang sudah mengulas abis tentang pantai ini katanya jalur lebih mudah diakses dari donomulyo. Oke perjalanan menuju blitar cukup singkat. Sekitar pukul 17:00 kami sudah sampai di Kota Blitar dan beristirahat sebentar di SPBU untuk mengisi bahan bakar dan mengaktifkan GPS di gadget kami karena dari sini kami berempat buta arah.

Setelah istirahat cukup kami bergegas menuju ke donomulyo dengan petunjuk dari GPS yang ada di gadget kami. Perjalanan sudah cukup jauh sekitar 1 jam kami telah bergerak dari kota blitar. GPS di HP gue menunjukkan kita harus belok ke kanan. Tapi pada saat bersamaan jalan yang ditunjuk GPS itu merupakan gang kecil dengan kondisi jalan yang masih berbatu. Tapi karena kami tak tau arah lain akhirnya kami belokkan motor kami ke gang itu. Tak jauh dari pintu masuk gang, sial ban depan motor gue bocor. Gue balik menuju jalan raya dan sebelum sampai dijalan raya ada orang yang baik hati mau minjemin pompa untuk mengisi angin ban gue agar cukup sampai di tukang tambal ban terdekat.

Setelah ritual tambah angin gue langsung bergegas menuju ke tukang tambal ban terdekat dan ban gue pun ditambal. Di sela-sela ritual penambalan ban itu terjadi obrolan singkat antara gue dan bapak tukang tambal ban ini (udah gue translate ke bahasa indonesia)

tukang tambal : "kalian mau kemana dek?"
gue : "mau ke donomulyo pak"
t : "ke donomulyo ngapain dek?"
g : "mau ke pantai modangan pak"
t : "loh pantai modangan bukan di donomulyo tapi di sumberoto, itu deket dari desa saya dek. kalo kalian ke donomulyo kejauhan.......

Mampus ternyata kita salah presepsi dan karna baiknya bapak ini mau nunjukin jalan tercepat untuk menuju pantai ini sampai-sampai dibuatin peta sederhana sama bapaknya biar kita gak nyasar. Jadi rutenya itu Perempatan Pasar Binangun kita belok ke kanan terus mengikuti jalan hingga bertemu pertigaan kalo lurus menuju Pantai Jolosutro kalo ke kiri ke Wates. Disini kita ambil arah ke kiri terus hingga ketemu perempatan pasar Wates. Di perempatan pasar wates ini kita berbelok ke kanan terus hingga mentok dan bertemu pertigaan, pertigaan ini ada di desa tugu rejo kita belok ke kiri sekitar 100 meter dan bertemu pertigaan lagi itu belok kanan. Nah inilah jalan menuju Pantai Modangan. 

Setelah dijelasin rute dan segala macem bapak ini ngomong "kalau ke modangan malem-malem gini hati-hati dek, disana kan masih alami banget masih banyak ular. Disana itu banyak ular Bedor. Pada tau ular bedor kan? Itu ular yang lebih mematikan daripada cobra" Setelah mendengar kata-kata beliau yang ini gue jadi ciut nyali untuk jalan malam kesana. Apalagi ular ini aktif dimalam hari. Tapi sudah sampai sini kita lanjut lagi lah sampai desa terdekat baru kita liat situasi memungkinkan atau tidak untuk jalan malam ke pantai ini.

Tambal ban pun selesai dan kami melanjutkan perjalanan sesuai dengan yang ditunjukkan bapak tadi. Kurang lebih 1 jam kami telah sampai di pertigaan menuju desa sumberoto. Disini kami bertemu dengan kakek-kakek yang sedang berjalan dipinggir jalan dan kamipun berhenti untuk bertanya jalan ke Pantai. Obrolan kami sangat panjang dan yang paling gue inget kakek ini juga bilang kalau disana masih banyak ular bedor yang menakutkan itu dan kakek itu menyarankan kami untuk bermalam di masjid, sd, atau rumah ketua RT/RW di desa terdekat. 

Setelah mendapat informasi yang cukup kami lanjut menuju desa terdekat hingga kami mendapati musholla yang kiranya dapat kami tempati bermalam. Tepat disebelah musholla ini ada rumah Bapak Wawan yang sangat baik hati memperbolehkan kami tinggal di musholla ini. Setelah sebelumnya kami diintrogasi oleh pak wawan dan pak RT dan juga dimintai KTP. Katanya mereka bukan berburuk sangka kami ini penjahat atau teroris cuma sekarang katanya lagi musim penyelundupan orang untuk mendongkrang suara di pemilu. Jadi mereka khawatir kami ini penyelundup. 
Musholla tempat kami bermalam
Malam itu kami disuguhi kopi padahal gue saat itu sedang merebus air yang mau bikin kopi, okelah ganti masak mie. Baru 2 bungkus mie instan yang telah direbus bu wawan dan pak wawan menawari kami makan malam dirumahnya dan tak enaklah kami menolak tawaran yang menggiurkan itu.

Akhirnya menu makan malam kami saat itu adalah nasi, ikan, mie rebus, sayur kangkung dan sambel. Sungguh nikmat sambelnya bu wawan. Lain kali kami mampir lagi bu. xD setelah makan kami berempat masih ngobrol ringan di samping musholla sambil menghabiskan kopi yang disuguhkan bu wawan tadi. Obrolan yang sungguh lucu untuk malam yang panjang itu hingga tak terasa kantukpun menyerang kami berempat dan kamipun tertidur.

Kami semua nyenyak tidur malam itu hingga gue, ronny dan raito terbangun oleh adzan shubuh yang dikumandangkan oleh Pak Wawan. Kita bertiga langsung bergegas mengambil air wudhu tapi tak begitu dengan Goza yang masih asyik menikmati mimpinya. Shubuh itu jamaah sholat hanya Pak Wawan (imam) kami bertiga dan 2 ibu-ibu yang tak ku kenal, cukup longgar untuk musholla yang cukup besar itu. Setelah sholat gue pun langsung bergegas merebus air untuk membuat kopi tapi belum mendidih air diatas kompor gue bu wawan keluar dari rumahnya dan membawa teh manis hangat untuk kami berempat. Akhirnya menu pagi itu Kopi + Teh. 

Matahari mulai keluar dari tidurnya kulirik jam menunjukkan pukul 05:30 gue bangunin goza dan kami bersiap menuju ke Pantai. Setelah semua kembali ke dalam tas dan memastikan tak ada yang tertinggal kami menuju ke rumah pak wawan untuk pamitan dan minta dijelasi jalur ke Pantai. Setelah cukup jelas kami berangkat menuju Pantai sekitar pukul 06:00. 
Di depan rumah pak wawan

Dari rumah pak wawan kita menuju ke perempatan Jalur Lintas Selatan, dari perempatan ini kita berbelok ke kanan dan disebelah kanan jalan terdapat Pos Miri. Dari perempatan itu jalur bebatuan tajam sehingga kami tak bisa memacu kendaraan dengan cepat. Tak terasa kami sampai di sebuah jembatan besar dan dari jembatan ini suara gemuruh air laut sudah terdengar. 
Jalur Lintas Selatan
[MASIH] Jalur Lintas Selatan
Foto Bareng di Jembatan
Serasa milik gue pribadi
Jalur menuju pantai modangan ada dibawah jembatan ini. Kita harus menuruni jalur yang ada sebelum jembatan. Setelah menuruni jalur ini kita ada dihadapkan oelh 2 percabangan tapi tenang kedua jalur ini akan berujung ke Pantai Modangan. Kami memilih jalur yang cepat tapi ternyata pilihan kami salah. Kami harus melewati sungai kecil dan harus berjibaku dengan lumpur sepanjang jalur ke pantai. Bahkan ban motor gue pu masuk setengahnya ke dalam lumpur. 

Itu jalur dibawah jembatan
Turun ke bawah jembatan
Menyebrangi Sungai


Setelah kerja keras tadi sampailah kita di Pantai Modangan. Motor pun kami parkir dan langsung gue lari menuju ke pasir putih yang mulus ini semulus paha Yona SNSD. xD Saat gue jalan diatas pasir pantai ini gue serasa lagi jalan di bulan. *gini-gini gue pernah ke bulan bareng cherrybelle naik unta* 

Main air, foto-foto, dan masak jadi kegiatan kami selama di pantai. Ombak di Pantai ini sangat besar sangat cocok buat penggemar surfing tapi surfing disini tidak begitu disarankan mengingat kata pak wawan yang melarang kami untuk renang di pantai karena pantai ini masih mistis. Dan informasi aja buat lu hari itu Pantai ini cuma milik kita berempat. Gak ada orang lain selain kita. Dipantai ini jangan ngarep ada loket masuk, petugas loket atau WC umum ataupun penjual makanan ya karena pantai ini benar-benar alami jauh dari campur tangan wisata. 
Foto Keluarga
Galau ditempat kayak gini itu asyik
Pantai
Kece
Pantai

Setelah puas bermain air kami langsung menuju sungai dibelakang pantai ini yang berair tawar untuk membilas badan kami. Setelah bilas dan repacking kami bersiap untuk pulang. Tepat pukul 11:00 kami mulai perjalanan dari pantai dan masih harus berjibaku dengan lumpur dan sungai. Perjalanan pulang kami melalui jalur yang sama dengan jalur saat berangkat karena kami tak tau arah lain. Sekitar pukul 18:00 kami telah sampai di Rumah Goza lagi dan gue istirahat disana sebelum gue menempuh perjalanan 25km untuk ke rumah gue.