Instagram

Sunday, February 9, 2014

Gunung padang merupakan situs megalitikum dengan model punden berundak terbesar di Asia Tenggara. Situs ini terletak di desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Situs ini ditemukan kembali oleh para petani Edi, Soma dan Abidin diantara semak belukar sekitar tahun 1979 yang sebelumnya peninggalan ini pernah dicatat oleh NJ. Krom, seorang peneliti kolonial Belanda pada tahun 1914. Punden ini dibangun di puncak bukit dengan ketinggian 885 MDPL. Bebatuan di gunung ini berbentul balok (colimnar joint) yang berasal dari gunung padang itu sendiri. Balok-balok batu tersebut memiliki bentuk primastik dengan ukuran beragam. Punden berundak Gunung Padang terdiri dari 5 teras yang dibangun dengan susunan dan fungsi yang berbeda. Pada masanya, diperkirakan peziarah melalui tahapan setiap teras, sampai pada teras kelima sebagai teras tertinggi dan dianggap paling sakral. 
Sekilas tenteng Gunung Padang
Itulah sekilah tentang gunung padang yang berhasil gue catet dari papan informasi yang ada di dekat pintu masuk gunung padang. Perjalanan kali ini gue lakuin Rabu 5 Februari 2014. Perjalanan ini dimulai dari Bandung berdua dengan Fajar menaiki kuda besi milik Fajar. Kami berangkat sekitar pukul 10 pagi. Perjalanan kami tempuh dengan menuju Cianjur. Kurang lebih sekitar pukul 12:00 kami telah sampai di cianjur dan beristirahat di Alf*mart sambil bertanya kemana kah jalan ke Gunung Padang. Tapi sialnya kasir alf*mart ini gak tau gunung padang itu apa. Trus gue nanya lagi "kalo ke warung kondang mas kemana arahnya?" Baru mas ini ngasih tau arahnya. Sepanjang perjalanan setiap gue nanya arah ke Gunung Padang kebanyakan dari mereka gak tau. Jadi tips untuk yang masih buta arah ke Gunung Padang bertanyalah di mana WARUNG KONDANG. Sumpah warung ini kondang banget ngalah-ngalahin cherrybelle dan SNSD. /plak

Jadi intinya kalo naik motor untuk ke Gunung Padang ikutilah marka jalan menuju ke Terminal Pasir Hayam. Dari terminal pasir hayam kalian bisa tanya jalan menuju ke warungkondang. Atau kalo kalian malu untuk nanya kalian ikutin aja jalanan dari cianjur menuju sukabumi, nah nanti itu akan ngelewati warungkondang. Dari warungkondang ini nanti kita berbelok ke gang kecil untuk menuju gunung padang. Dari jalan raya Cianjur-Sukabumi ada kok markah jalan-nya. Dari pertigaan ini untuk menuju ke Gunung Padang masih sekitar 20km. Masih jauh padahal pantat gue udah panas banget. Mana jalanan disana gak mulus. 

Begitu gue tiba di pertigaan itu hujan turun dengan derasnya. Gue langsung pasang raincoat dan bergegas menuju ke Gn. Padang karena masih jauh bray. Jalanan disini rusak. Untuk sampai di Gunung Padang butuh waktu 1,5-2 jam dari pertigaan tadi. Setelah sekitar 1 jam kita diatas motor dan hujan sudah reda kami berhenti sejenak untuk membeli cemilan dan minum untuk di Gunung Padang nanti karena anggepan gue disana gak ada warung-warung ternyata anggepan gue salah besar. 

Masih 8 km lagi
Setelah 14km kita lalui kita sampai di pertigaan jika kita berbelok ke kiri itulah jalan ke gunung padang sedangkan lurus akan menuju stasiun Lampegan yang terkenal dengan terowongan Lampegan. Terowongan Lampegan merupakan terowongan kereta api pertama yang dibangun di Jawa Barat. Dibangun pada tahun 1879-1882. Kami menyempatkan mampir ke stasiun ini karena dari pertigaan tadi jaraknya cuma 300 meter saja. Sekedar foto-foto dan kami bergegas lagi menuju Gunung Padang. Dari stasiun ini masih ada 6km lagi. Dengan jalanan yang gue bilang cukup layak. 

Stasiun Lampegan
Terowongan Tua Lampegan

Perjalanan lu berakhir jika sudah bertemu gapura masuk seperti ini
Gapura Gunung Padang

Dari gapura ini menuju loket masuk sekitar 300 meter lagi tapi jalanannya aduhai bok. Berbatu tajam seperti jalanan yang hendak diaspal gitu. Setelah melewati jalanan berbatu tadi kita sampai di Loket masuk. Tepat pukul 15:00 kita sampai dengan gerimis syahdu. Kami langsung menuju loket dan ternyata karcis masuk cukup murah 2000 saja untuk wisatawan lokal dan 5000 untuk turis asing. Gue bayar pake uang 10.000 tapi mereka gak ada kembalian. Jadi hari itu pertama kali bagi gue dan fajar bayar tiket masuk layaknya Turis Asing. Setelah membayar tiket masuk saya meminta pak Ecky untuk menemani perjalanan kami sebagai guide. Guide disini tak dipatok harga alias seikhlasnya tapi inget jangan pelit-pelit bro, soalnya mereka akan menceritakan detail tentang Gunung ini.
Loket masuk dan Guide Information

Jalan menuju puncak bukit ini ada 2 jalur kiri merupakan jalur asli dengan kemiringan sekitar 50 derajat. Sedangkan jalur kanan merupakan jalur baru yang dipergunakan untuk wisata. Pak ecky menyarankan kami untuk melewati jalur asli karena jalur ini hanya boleh digunakan untuk naik sedangkan turun kita harus melewati jalur yang baru. Okelah pak kita pake jalur asli. Semangat banget gue. Di dasar tangga ini terdapat sumber air kahuripan yang digunakan untuk bersuci sebelum para peziarah naik ke atas. 
Jalur menuju Puncak

Setelah penjelasan tentang sumber air ini kita langsung menaiki tangga dan sumpah capek banget. Jarak antar anak tangga tinggi banget. Capek banget nyesel rasanya milih jalur ini. Setelah melewati beberapa anak tangga tadi kita sampai di teras 1, Pak Ecky langsung menanyakan "Capek ya mas?" "Iya nih pak padahal gak terlalu panjang tapi capeknya minta ampun." kata saya.

"Jadi gini mas, Gunung ini kan banyak batu-batu yang mengandung besi atau yang disebut andesit. Nah batu tadi itu menyerap energi yang positif. Jadi sekitar area ini itu berenergi positif nah kalau kita masih punya energi negatif kita akan merasa capek ketika naik tangga tadi, itu tandanya tubuh kita sedang di netralisir agar mengandung energi yang positif." Jelas beliau.

"Apalagi kalau misalkan kesini punya tujuan yang negatif gitu mas baru naik tangga tadi bisa muntah-muntah duluan, atau kalau gak pas pulang biasa ada aja kejadian yang gak diinginkan. Sering mas terjadi kayak gitu disini. Makanya kalo kesini harus bener-bener jauhi fikiran negatif" tambahnya

Kami jalan-jalan di teras 1 sambil Pak ecky tetap menjelaskan. Di teras 1 ini terdapat ruang pertunjukan yang berbentuk persegi panjang sekitar 3x7 meter. Di belakang ruang pertunjukan ini terdapat batu gamelan yang bisa menghasilkan suara nyaring ketika di pukul. Di tengah ruang pertunjukan tadi juga terdapat batu yang digunakan untuk menaruh sesajen. Kata pak ecky teras 1 ini mungkin dulunya digunakan untuk belajar kesenian. Orang yang ingin belajar piano, gamelan, dan lain-lain ya semedi-nya di teras 1 ini tapi berbeda-beda tempat sesuai dengan alat musik apa yang pengen ia kuasai. 
Ruang Pertunjukan
Batu tempat sesajen
Batu Gamelan

Setelah puas di teras 1 kami naik ke teras 2. Untuk naik ke teras 2 kita melalui samping ini merupakan jalan baru yang dibikin khusus karena tangga aslinya terlalu terjal dan banyak yang rusak. Di teras 2 ini kata pak ecky digunakan untuk belajar tentang keduniawian. Di sini terdapat batu Lumbung yang merupakan simbol kehidupan. Di teras ini juga terdapat ruang pertemuan. Batu di ruang ini menyerupai kursi sederhana yang membentuk lingkaran. Di teras 2 juga terdapat 2 pohon besar salah satu dari pohon ini adalah Pohon Cempaka atau Pohon Khantil.
Teras 3,4,5 dari Teras 2

Teras 2
Kita lalu beranjak ke teras 3. Di teras 3 ini gue nemuin batu yang berlobang menyerupai telapak tangan dan iseng gue tanya pak ini batu apa. Ternyata itu batu Sang Hyang Tapak. Lobang pada batu ini ada telapak tangan kanan, tumit kaki kiri dan kanan serta tempat menaruh senjata. Jika kita mengikuti lobang yang ada kita akan benar-benar menghadap ke barat. Di teras 3 ini menurut pak Ecky digunakan untuk urusan keagamaan. Selain batu Sang Hyang Tapak ada juga batu Tapak Kujang.
Batu Sang Hyang Tapak
Telapak Tangan Gede Banget
Beranjak ke teras 4. Di teras 4 ini dulunya terdapat batu yang di sering digunakan untuk latihan semacam beladiri. Wisatawan disini sering kali mencoba mengangkat batu ini. Konon kalau fikiran dan hati kita bersih kita akan mudah untuk mengangkat batu ini. Tapi kalau tidak batu ini akan terasa sangat berat. Karena banyaknya wisatawan yang cedera setelah mengangkat batu ini akhirnya batu ini untuk saat ini dipindahkan ke saung yang ada persis disamping teras 4. 
Saung di Teras 4
Tempat pelatihan di teras 4
Kami pun berhenti di teras 4 cukup lama. Pak ecky sambil menjelaskan isi teras 5 yang terdapat batu singgasana. Konon di batu itu merupakan titik tengah antara bulan dan bumi. Jadi dari situ kita bisa menentukan kapan bulan baru. Saat kami kesana ada serombongan orang dari bekasi yang sedang bersujud disana bergantian, dan setelah bersujud mereka pasti menangis sejadi-jadinya. Gue sama fajar pun penasaran pengen nyobain tapi rombongan tadi banyak banget sehingga kami males untuk antri dan memilih kembali ke teras bawah. 
Teras 5 Rame Banget

Setelah penjelasan mengenangi gunung padang pak ecky memilih untuk turun sedangkan gue dan fajar masih ingin berlama-lama disini (padahal mah belom foto-foto). Di sini jangan khawatir signal penuh bro. Gue yang pake three aja signal penuh banget. Kata pak ecky emang gitu soalnya tempat ini nyerap energi positif jadi signal bisa penuh padahal gunung ini jauh dari tower. 

Gue jalan-jalan disekitar teras 2 dan 3. Sambil menikmati udara segar disini. "Pantes disini dijadikan tempat sakral dan tempat semedi, suasana-nya enak banget gini. Sepi, tenang, damai, sejuk" Celetuk gue. Gue pun sempat duduk di hamparan rumput teras 2 sambil memejamkan mata kurang lebih 10 menit untuk menikmati suasana. Sungguh nikmat rasanya.
Teras 1 dari Teras 2

Setelah puas berfoto-foto dan menikmati suasana kami turun, dan jalur turun hanya satu yaitu tangga yang baru dibangun tadi. Kita dilarang turun melalui tangga yang asli. Setelah melewati ratusan anak tangga kami sampai kembali di parkiran motor. Dan menemui pak ecky untuk pamitan dan memberikan uang jasa telah menjelaskan tentang gunung padang tadi. Saat itu gue lirik jam tangan ternyata pukul 17:00. 2 jam kami diatas bukit tadi. 
Bonus saat pulang

Kami bergegas menuju kota cianjur dan berhenti sejenak untuk makan nasi timbel di dekat Ramayana. Wuih Sambel-nya Joss gandos. Setelah makan kami langsung tancap gas kembali ke bandung. Sekitar pukul 21:30 kami telah sampai di kosan tercinta dan langsung bersiap untuk tidur. zzzzzzzz