Instagram

Wednesday, September 24, 2014

Gunung Argopuro yang masuk dalam jajaran Pegunungan Yang terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Gunung Argopuro terkenal dengan jalur pendakiannya yang sangat panjang dan menjadi jalur pendakian terpanjang di Jawa. Gunung ini juga terkenal dengan cerita mistisnya yang terkenal yaitu hilangnya dewi rengganis beserta 7 dayangnya.

Racun yang disebar diberbagai media di internet mulai dari twitter, kaskus dll mulai menggerakan niat gue untuk melangkahkan kaki ke Gunung Argopuro, terhitung sejak Bulan Desember 2013 gue sudah mulai mencari info sejelas-jelasnya tentang gunung ini. Bukan hanya keindahan, panorama alam tetapi juga dari semua cerita mistis yang ada di gunung ini yang membuat maju mundur untuk menapakkan kaki ke gunung ini. Akhirnya dengan tekad yang bulat serta niat yang mantep akhirnya diputuskan untuk melakukan pendakian 1 Agustus 2014.

Setelah mencari partner untuk mendaki dari twitter maupun forum OANC kaskus akhirnya terkumpul 8 orang yang akan mengikuti perjalanan kali ini. 4 dari Jakarta, 2 dari Kediri, 2 dari Solo.


1 Agustus 2014
07:00
Gue dan Ronny berkumpul di Terminal Kediri untuk berangkat ke Surabaya dan berkumpul dengan 6 orang lainnya disana
Sepanjang perjalanan gue dan ronny yang sudah berteman cukup lama bercanda tawa di tengah sesaknya bus Jurusan Tulungagung - Surabaya yang kami tumpangi pagi itu. Mulai dari cerita tentang cinta, tikung menikung, hingga jahilin pengamen. 
11:00
Kami berduapun tiba di Bungurasih dan segera menghubungi kawan-kawan yang telah menunggu di Musholla terminal. 7 orang berkumpul dan kurang seorang saja yaitu Bang Jaka yang masih dalam perjalanan. 
13:00
Setelah menunaikan kewajiban sholat jumat kamipun berbagi tugas. Ronny pergi ke Surabaya Kota untuk menyewa tenda sedangkan gue berbelanja logistik keperluan kami bertiga (Gue, Ronny, Bang Jaka). Gue hanya belanja untuk bertiga karena 5 orang lainnya telah berbelanja masing-masing dan tidak sesuai dengan perjanjian awal yang belanja bareng dan patungan bareng. xD

Setelah berbelanja akhirnya HP gue berdering dan bang jaka ngabarin kalo dia sudah tiba di Bungurasih dan alhamdulillah lengkap sudah personil kami. Setelah semua kembali dengan urusannya masing-masing kamipun mulai melangkah untuk mencari Bis Jurusan situbondo yang melalui Alun-alun Besuki. 

Dengan pertimbangan kenyamanan akhirnya kami memilih Bus Patas jurusan Situbondo dan kamipun harus merogoh kantong sebesar Rp. 60.000. Pukul 14:49 bis kami mulai meninggalkan Bungurasih.

18:45
Kamipun tiba di Alun-alun Besuki dan segera mencari informasi mobil carter atau angkutan untuk menuju Baderan, ternyata sudah tak ada angkutan. Akhirnya kami memilih untuk menginap di Musholla Kantor Polisi Besuki malam itu dan akan menuju Baderan esok pagi. Setelah melepas lelah akhirnya gue, ronny dan bang jaka berjalan-jalan di sekitar alun-alun besuki untuk menikmati damainya kota kecil ini dan mencari pengisi perut untuk malam itu.

Hidangan malam waktu itu terasa nikmat sepiring tempe penyet dengan sambel terasi yang begitu pedas ditambah dengan secangkir kopi menemani kami menghabiskan malam itu dipinggir alun-alun besuki. Dengan cerita, canda dan tawa kami lewati malam itu dan tanpa terasa pun waktu sudah menunjukkan pukul 23:00

Kami bertiga kembali ke Polsek untuk mengistirahatkan badan, tapi handphone gue berdering dan alhasil malam itu gue istirahat paling bontot karena keasyikan telponan.

2 Agustus 2014
ADVENTURE IS BEGIN
05:00
Suara kokok ayam dan angin shubuh yang menusuk membangunkan kami dari tidur kami, gue pun bergegas ambil wudhu dan menunaikan 2 rokaat. Setelah itu gue, ronny dan bang jaka (yang selebihnya akan gue sebut tim hore, karena kemana-mana kita selalu bertiga dan selalu hore) menuju ke pasar yang berada di seberang jalan polsek besuki untuk berbelanja sayuran.

Sop-sopan, tempe, tahu, cabe, dan bumbu-bumbu lainnya terbeli sudah. Kamipun menuju Alf*mart untuk melengkapi persediaan rokok untuk beberapa hari kedepan. Setelah itu kamipun kembali ke polsek dan packing untuk segera menuju ke baderan.
Angkot yang membawa kami ke Baderan
06:04
Kamipun menuju baderan dengan mencarter angkot dengan isi 15 orang dengan tambahan 7 orang dari pendaki asal surabaya yang datang di polsek besuki sekitar pukul 3 dini hari. Perjalanan menuju Pos Baderan sekitar 51 menit. Kami pun harus merogoh kocek sedalam 15.000/kepala untuk biaya angkot. Sesampainya di Pos Baderan kamipun langsung registrasi dan minta penjelasan jalur dari Pak Samhaji, pegawai BKSDA yang sedang jaga hari itu.
Full Team : Ronny, Rangga, Vega, Yudhi, Tugik, Gue, Arif dan Jaka
Setelah jelas dengan rute pendakian kamipun membayar simaksi sebesar 10.000/kepala dan kami langsung menuju warung yang tak jauh dari Pos untuk segara memanjakan perut kami dengan makanan yang lezat. Menu sarapan pagi itu Nasi sayur dan telur dadar yang terasa begitu lezat padahal sebenarnya biasa aja. \=D/ Setelah makan gue pun bungkus nasi untuk makan nanti siang untuk menghemat waktu istirahat kami.

09:27
Kami pun memulai perjalanan dengan menaiki ojek hingga batas makadam. Biaya ojek sebesar 35.000/orang. Setelah melakukan offroad berjamaah yang mengakibatkan biji kami nyut-nyutan akhirnya pukul 09:39 kami tiba juga dibatas makadam dan segera berdoa sebelum memulai perjalanan.

Track awal yang disuguhkan tidak begitu menanjak dan menyisiri perkebunan warga. Perjalanan menuju Pos Mata Air 1 cukup panjang, melelahkan dan membosankan. Tapi kebosanan kami itu sedikit terobati setelah kami menemukan padang bunga yang menurut kami cukup indah. Dan tim hore pun memulai aksi narsisnya. xD
Track awal pendakian

Narsis

Behind The Scene

Setelah berpapasan dengan begitu banyak warga yang berlalu lalang di track dengan mengendarai sepeda motor akhirnya pukul 13:34 kami tiba di Pos Mata Air 1. Setibanya di Pos Mata Air 1 gue langsung membuka bungkusan makanan yang udah gue beli di warung tadi untuk segera santap siang. 2 bungkus nasi untuk bertiga.
Mata Air 1

Setelah makan, gue pun penasaran dengan mata air yang berada di Pos ini akhirnya gue mutusin untuk turun ke mata air sembari isi persediaan air untuk tim. Track menuju mata airnya sangat licin tapi cukup dekat hanya 5 menit untuk turun dan naik. 

Setelah mengambil air, namanya juga tim hore udah pada bongkar kompor dan nesting untuk masak sedangkan anggota yang lain udah sibuk packing pengen cepet-cepet berangkat lagi. Gue malah nyeplos "kayaknya enak nih buka matras sama SB disini" sambil disautin sama ronny dan bang jaka. wkwkwkwk tapi usaha tim hore gagal juga. Kita semua akhirnya memutuskan untuk jalan lagi dan camp di Pos Mata Air 2.

14:42
Kami mulai meninggalkan Mata Air 1 dan mulai ngesot lagi menuju mata air 2. Perjalanan kembali membosankan dan sangat panjang. Sekitar pukul 16:45 kami bertemu dengan dua bapak-bapak yang pulang dari cikasur dengan mengendarai motor dan kami sempat bertanya dimana lokasi mata air 2. Yang membuat kami terkejut adalah jawaban bapak-bapak tadi mengatakan kalo mata air 2 telah kami lewati sekitar 5 menit yang lalu, dan beliau bilang kalau kalian terus gak akan ada mata air lagi kecuali cikasur. 

Jedeeeeeeeeeeeeeeer, pikiran buntu, kacau. Duduk tenangin diri, bakar rokok dan berfikir sejenak. Seinget gue selama perjalanan menuju Mata Air 2 kita gak pernah nemu tempat camp maupun plang Mata Air 2. tapi kok si bapak bilang udah kelewat. Akhirnya gue diem disitu, sambil keinget kalo gue belum ashar. Akhirnya gue tunaikan dulu ashar sembari anggota tim (selain tim hore) tetap berjalan kedepan dan akhirnya mereka nemu juga mata air 2. Ternyata dari tempat kami bertanya tadi Pos mata air 2 hanya berjarak 5 menit. Mungkin si bapak tadi bercanda, pikirku. Tapi sumpah bercandanya gak lucu. -,-

17:59
Kita tiba di Pos Mata Air 2, dan langsung diriin tenda. Malam ini 4 tenda dari rombongan kami berdiri ditambah 3 tenda dari rombongan surabaya yang berangkat bareng kita tadi pagi. Setelah tenda berdiri, gue yang sok jago masak langsung ambil bagian untuk masak karena urusan perut sudah tak bisa dikompromikan lagi. Menu makan kita malam itu Mie Goreng, Telor dan Tempe. Milih yang simpel biar cepet istirahat. 

Setelah makan, ngopi dan ngobrol-ngobrol sebentar, tim hore pun bobok cantik karena kecapekan. zzzzzzzzzzzzz
Tenda kami malam itu



3 Agustus 2014
SAVANA DAY
08:00
Sebenernya sekitar jam 6 kami sudah bangun karena tetangga sebelah ribut tapi kami tetap memilih ngringkuk di dalam SB sampai akhirnya jam 8 kami baru keluar dari tenda. Kebiasaan pagi gue adalah langsung bikin minuman anget alias kopi. Ngopi cantik dulu ditemani rokok uh indahnya pagi itu.

BamSis (Bambu Narsis)

Setelah ngopi cantik akhirnya gue masak untuk sarapan pagi. Menu kita pagi itu adalah Nasi, Sambel Pecel dan Tempe Goreng. Masakan sederhana tapi berasa sangat nikmat bila dinikmati bersama. Setelah beres makan dan ngopi kamipun packing untuk segera beranjak dari pos ini.

Sebelum meninggalkan pos ini gue sama ronny sempatin untuk mandi koboi di mata air sekalian mau liat mata air di pos ini seperti apa. Ternyata mata airnya lebih jauh dari di pos 1. 30 menit untuk pulang pergi dan juga tracknya sangat curam dan sangat licin.

Setelah urusan mandi dan packing beres kamipun mulai bergegas meninggalkan pos mata air 2.

10:46
Kami mulai meninggalkan mata air 2 dengan sebelumnya dilakukan doa bersama. Tim kali ini terbagi menjadi 3 bagian. 3 orang yang jalannya bak kuda berada di depan 2 orang di tengah dan tetap tim hore ada diposisi buncit. 

Kurang lebih 45 menit kami berjalan padang sabana mulai mengintip di balik rimbunnya pepohonan. Langkah kami semakin bersemangat ingin segera memasuki padang savana itu.
Savana mengintip dibalik pepohonan
11:49
Tiba di alun-alun kecil. Baru ketemu padang savana pertama kali mulai deh hasrat narsis muncul. Disini kita berfoto-foto dan beristirahat cukup lama. Kami juga sempat bertemu dengan beberapa penduduk yang mencari kayu bakar.
Alun-alun kecil

Bersantai sejenak

Rehat
Alun-alun kecil

12:21
Kami mulai meninggalkan alun-alun kecil dan menuju ke alun-alun besar. Track memasuki hutan kembali dengan tanjakan yang cabe rawit. Tak terlalu terjal tapi panjang. Dalam perjalanan menuju alun-alun besar sering dijumpai Bunga Lavender #eh bukan sih itu Bunga Verbena Brasiliensis Vel . Keinginan gue untuk ke semeru liat bunga ini akhirnya bisa terpuaskan disini.
Verbena Brasiliensis Vel

13:59
Gue pun tiba di alun-alun besar. Namanya juga alun-alun besar, savananya begitu luas dan begitu panas. Menyengat banget matahari siang itu. Disini gue sempetin buat habisin sebatang rokok sambil istirahat. Setelah sebatang rokok abis gue pun kembali melangkahkan kaki menuju cikasur dengan melewati beberapa sabana lagi.
Alun-alun besar

Terik banget

Dalam perjalanan menuju cikasur tracknya sudah bersahabat cenderung menurun. Hingga akhirnya tim hore berada paling depan. Ada momen yang paling gak bisa gue lupain. Yaitu tepatnya di suatu sabana tepat sebelum cikasur gue berada paling depan dengan ronny. Begitu memasuki sabana itu gue berhenti dan berkata ke ronny "kok gak nyampek-nyampek cikasur sih, udah berapa sabana dilewatin juga". Ronny pun gak nanggepi dan langsung berkata "eh liat deh disana itu kayaknya merak" sontak gue langsung melihat tempat yang ditunjuk oleh ronny. Dan benar ada sekitar 8 merak sedang berjalan dengan santai di kejauhan sana. Gue pun memandangi merak itu dari kejauhan dan seiring datangnya rombongan dari belakang yang berisik merak itu perlahan berlari kedalam hutan.

15:15
Savana dengan bangunan pun mulai terlihat, ya itu dia cikasur. Alhamdulillah akhirnya sampai juga dicikasur. Gue pun memilih jalur yang menyebrangi sungai kalbu daripada melipir punggungan. Sekalian mau cuci muka. Setelah melewati sungai kalbu kita pun mencari tempat untuk mendirikan rumah lipat kami. Akhirnya kami memilih mendirikan rumah lipat di bekas reruntuhan bangunan dengan pertimbangan untuk menghambat angin yang akan menerpa rumah kami nanti.
Cikasur sudah dekat

Setelah mendirikan tenda, gue dan ronny pun langsung menuju sungai untuk MANDIIIIIIIIIIIIIII. Sesampainya di sungai langsung BYUUUUUUUUUUUUUUUR. Dingin breeeeeey. Ronny dengan konyolnya langsung teriak "Woi tit*t gue beku". Walaupun ketemu air kami gak khilaf begitu saja. Gosok gigi, sabunan, keramas kami lakukan jauh dari sungai untuk tetap menjaga keasrian air sungai. 
Sungai Kalbu
Setelah mandi dan mengisi persediaan air, kami pun kembali ke tenda dan masak untuk mengisi perut kami yang mulai keroncongan. Makan malam kami malam itu adalah Nasi, Sayur Sop dan Tempe Goreng ala chef ILHAM. hahahahaha

Setelah makan dan ngopi di dalam rumah-rumahan. Gue pun keluar untuk meilhat apa yang teman-teman lainnya lakukan kok berisik banget. Ternyata wuih cikasur malam itu bertabur bintang dan mereka pada sibuk foto-fotoan. Gue pun langsung minta jatah untuk difoto. 

Setelah foto-foto dengan milky way dan setelah api unggun yang dibikin oleh bang jaka padam gue pun langsung masuk kedalam tenda dan tidur. Karena dinginnya nampol. 


4 Agustus 2014
SUDAH MULAI BOSAN 

05:36
Gue pun bangun dari tidur gue yang sangat sangat tidak nyenyak karena kedinginan. Cikasur dinginnya ekstreem. Ternyata pintu rumah kami lupa ditutup sehingga angin dengan santainya masuk kedalam rumah kami. SIALAN. -,-
Begitu gue cek keluar tenda gue nemu butiran butiran es di atas tenda dan beberapa jemuran gue yang lupa gue angkat semalem. Berarti emang cikasur pagi itu bener-bener dingin. 

Bikin anget-angetan sambil nungguin sunrise. Sunrise di cikasur merupakan salah satu yang terbaik diantara spot-spot lain di Argopuro. Nih dia sunrise cikasur. 
Sunrise
Sunrise
Setelah sang matahari keluar tim hore pun berjalan-jalan santai disekitar cikasur dengan tujuan berburu merak. Tapi sayang meraknya tak mau menyapa kami. Yaudah akhirnya foto-foto ga jelas sebelum dunia kabut menyerang.
Jemur Jemur



Setelah puas (padahal mah gak puas) dan karena hari mulai siang akhirnya kita mulai packing dan segera meninggalkan cikasur.

11:15
Kita mulai meninggalkan cikasur dengan sebelumnya berdoa dan foto bareng. Target awal rombongan adalah Rengganis Camp (Pertigaan Puncak). Mulailah melangkah dengan menaiki bukit di sisi kanan cikasur. Tanjakannya cukup terjal dibanding sebelumnya. Tapi dari tanjakan ini cikasur terlihat sangat indah.

Perjalanan menuju Cisentor sangatlah panjang dengan masih melewati beberapa padang savana dan hamparan bunga lavender. 

1 jam sebelum memasuki cisentor kita akan melipir punggungan dengan view tebing yang tepat diatas kepala dan hutan lumut nun jauh disana. Setelah melewati ini sampailah kita dicisentor

14:40
Tiba di Cisentor dan gue langsung mengeluarkan kompor dan bahan bakar serta beberapa cemilan. Disini kami makan siang dengan Mie Goreng serta Pilus serta secangkir kopi untuk kami bertiga. Sedangkan rombongan lainnya sudah jalan duluan ke rawa embik. Disini kami bertemu dengan pendaki asal bogor dan menitipkan pesan untuk rombongan kami yang didepan kalau kami memutuskan camp di rawa embik saja karena fisik yang lelah. 
Selfie Cisentor

Setelah makan dan ngopi gue tunaikan ibadah terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. 

15:50
Mulai meninggalkan cisentor dan menuju rawa embik. Kata pak samhaji perjalanan cisentor menuju rawa embik hanya 1 jam saja. Tapi itu tak berlaku bagi kami. 1,5 jam sudah kami berjalan tapi belum terlihat rawa embik. Akhirnya kami berhenti sejenak untuk melewati Adzan Maghrib. 

Setelah dirasa cukup kami pun melanjutkan perjalanan menuju rawa embik dan akhirnya tibalah kami di rawa embik pukul 18:05

Setibanya di rawa embik kami menerima surat cinta dari rombongan yang terdepan yang berisikan "mas kami camp di sabana / perempatan puncak dari solo&jakarta" Dalam surat cinta itu diselipkan juga 3 buah sosis dan 2 sachet jahe susu. Wiiih surga dunia.

Tak banyak yang kami lakukan di rawa embik malam itu selain masak, makan, ngopi lalu tidur. Menu makan kita malam itu sangatlah nikmat Nasi, Soto, Telor rebus dan tempe goreng. Ya walaupun cuma kuah soto tapi tak apalah. 

Sempat keluar sebentar dari tenda untuk buang air kecil lalu melihat ke langit wih rawa embik juga bertabur bintang malam itu. Tapi karena badan yang sudah minta diistirahatkan maka gue pun langsung masuk ke dalam tenda dan bersiap untuk tidur.


5 Agustus 2014
Penantian Panjang Akhirnya Tercapai

05:55
Gue pun sudah terbangun dari tidur gue yang sangat nyenyak dengan harapan segera berangkat ke puncak. Tapi alhasil rempong masak, dan packing membuat jadwal molor. Menu masakan pagi itu Nasi Goreng Mawut + Sosis. 

Setelah makan kami bertiga pun langsung berjemur diri untuk menghangatkan tubuh kami yang kedinginan. Barulah setelah badan kami menghangat kami packing dan meninggalkan rawa embik

09:05
Kami mulai meninggalkan rawa embik dan menuju ke rengganis camp. Track menuju rengganis camp masih melewati sabana dan pada beberapa titik ada bekas kebakaran.

10:38
Kami sampai di Rengganis Camp dan rombongan kami telah packing dan segera menuju taman hidup. Yasudahlah akhirnya kami hanya minta beberapa cemilan dan beberapa teguk minum setelah itu taruh barang dibalik semak-semak.

10:58
Kami memutuskan untuk menuju puncak Rengganis terlebih dahulu. Dari pertigaan untuk menuju Puncak Rengganis ambilah jalur kiri. Track menuju puncak rengganis menanjak tapi tidak terlalu terjal. Hanya 15 menit kami telah sampai di Puncak Rengganis.






Disini kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa. Serasa berada diatas nirwana. Lautan awan yang sungguh indah, puncak Gunung Raung terlihat jelas dari sini. Sungguh perjuangan yang sebanding dengan pemandangan yang didapat. 

Setelah berfoto-foto kamipun mencari lapak untuk santai sejenak sembari ngopi. Sayang perjalanan 4 hari untuk menuju tempat ini kalo cepet2 turun. Ditengah santai kami ada 2 orang yang datang ternyata dari Malang. Gue lupa namanya siapa, pokoknya siapapun itu makasih atas sharingnya waktu itu.

Setelah puas ngopi dan menghabiskan batang demi batang rokok kami pun kembali ke rengganis camp dan rombongan gue telah berangkat menuju taman hidup. Disini bang jaka gak ikut ke Puncak Argopuro dan memilih menunggu di Rengganis Camp. Sedangkan gue dan ronny tetap melanjutkan ke Puncak Argopuro. 

12:38
Kaki mulai kami langkahkan menuju puncak argopuro dengan ditemani kabut tebal yang menyelimuti jalur. Track menuju puncak argopuro lebih terjal dibanding menuju Puncak Rengganis. Tapi perjalanan ini cukup singkat. Pukul 12:52 kami telah tiba di Puncak Argopuro.
Dora di puncak argopuro




Gue langsung sujud syukur didepan bebatuan yang tersusun rapi disana. Sebangun gue dari sujud gue mencium bau dupa yang sangat menyengat. Gue pun sempat bertanya ke Ronny "Ron, nyium bau aneh gak?" dengan santainya ronny jawab enggak. Bulu kuduk gue langsung merinding dan perasaan gak enak. Akhirnya tak mau berlama-lama disini kitapun langsung menuju Puncak Arca

13:03
Berangkat menuju puncak arca. Track menuju puncak arca melewati bebatuan besar. Tetapi relatif landai. Cukup 9 menit gue telah sampai di Puncak Arca.
Manjat


Puncak Arca

Di puncak ini tak ada plang, hanya ada 1 bendera Merah Putih dan Arca yang telah hilang kepalanya. Hanya berfoto-foto yang kami lakukan disini setelah puas kamipun kembali ke rengganis Camp dengan memilih jalur kembali ke Puncak Argopuro (sebenarnya ada jalur lain yaitu turun ke savana lonceng tapi karena takut nyasar mending balik aja deh) 

13:20
Kami mulai meninggalkan puncak arca dan menuju ke rengganis camp dengan mampir di Puncak Argopuro untuk foto-foto lagi dan meninggalkan Bendera Merah Putih yang gue bawa di Puncak Argopuro sebagai rasa cinta gue pada puncak ini.
Ninggalin bendera di puncak
13:59
Tiba di rengganis camp dan packing ulang barang-barang yang tadi dibawa ke puncak. 

14:19
Setelah packing dan istirahat sebentar kami langsung menuju danau taman hidup dengan jalur potong kompas.

Jalur potong kompas ini dari Rengganis Camp kita ambil jalur yang lurus menuju Savana Lonceng. Jalur cukup jelas ikuti tanda yang ada. Track turunan terjal membuat dengkul gue nyut-nyutan. 

15:59
Kami telah tiba di pertigaan antara jalur asli dan jalur potong kompas. Disini kami istirahat sejenak karena dengkul kami nyut-nyutan berkat turunan yang sangat terjal. 

Setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan

16:31
Tiba di Cemara Lima

Setibanya di Cemara Lima perjalanan menuju Taman Hidup cukup panjang dan sangat HOROR. Kami sempat berhenti untuk melewatkan Adzan Maghrib. Dan perjalanan horor itu dimulai dari sini.

Kondisi hutan yang sangat rapat dan penerangan kami hanya 2 untuk dipakai bertiga. Sehingga gue yang berada di tengah tak mendapatkan penerangan. Kami merasa jalan sudah cukup jauh tapi taman hidup tak kunjung terlihat.

Yang ada dibenak kami bertiga saat itu adalah "Jangan-jangan kita disesatin". Ditengah perjalanan kitapun mendengar suara dentuman yang cukup kencang. Awalnya gue kira itu suara tembakan orang yang sedang berburu.

Perjalanan kami terhenti saat kami menemui pertigaan. Tak ada papan petunjuk yang jelas dan kami juga tak tahu mau ambil arah mana. Lepas Keril cari petunjuk sekecil apapun. Dan setelah 10 menit mencari akhirnya kami menemukan plang kecil "Taman Hidup Kiri, Bremi Kanan". Papan petunjuk itu sangat kecil dan tak terlihat oleh kami dalam gelapnya malam itu. Ah lega rasanya kamipun bersantai sejenak disitu sambil menghisap rokok kami dalam-dalam.

18:59
Kamipun tiba di Taman Hidup dan mencari tenda rombongan kami yang sudah duluan tiba disini. Ternyata mereka camp di dekat danau. Begitu kami tiba langsung disodorkan kopi hangat. Langsung gue sruput kopi itu sambil bercerita-cerita. 

Ronny dan Bang jaka sibuk mendirikan rumah-rumahan lipat kami. Sedangkan gue asyik bercengkrama dengan rombongan yang lain. Setelah rumah-rumahan kami berdiri acara selanjutnya adalah masak dan bikin api unggun.

Malam itu ditaman hidup sungguh akrab. Kita semua duduk di dekat api unggun sambil bercengkrama soal cinta, cinta dan cinta. Hahahahaha #GalauDetected

Setelah api unggun mulai padam kamipun meninggalkan tempat itu dan mulai memasuki rumah masing-masing dan bersiap mengarungi samudera mimpi.

6 Agustus 2014
PULAAAAAAAAAAAAAAAAAAANGGGGG!!!


06:00 
Gue pun terbangun dan berharap bisa melihat sunrise di Taman Hidup, tapi ternyata harapan ini pupus karena sunrise di taman hidup terhalang oleh bukit yang berada dibelakangnya. Akhirnya gue habiskan pagi itu dengan berfoto-foto dengan sisa battery kamera dan juga bermain di pinggir taman hidup.
Bikin Refleksi di Taman Hidup



Setelah puas berfoto dan menikmati taman hidup gue pun langsung masak. Menu masak pagi ini adalah Nasi, Rawon, Sosis goreng. Sungguh Lezat menu kali ini. Setelah makan dan ngopi diputuskan kami berlima akan turun hari ini (tim hore berserta arif dan yudhi) turun hari ini sedangkan rombongan 3 yang dari jakarta masih mau semalem lagi di Taman Hidup.

09:54
Selesai packing dan kitapun mulai meninggalkan taman hidup dan turun menuju bremi. Perjalanan menuju bremi cukup membosankan karena tracknya hutan rapat, tapi ditengah jalur ada sebuah pohon yang cukup besar yang menyita perhatian gue. Pohon gede itu tumbang dan akarnya begitu menakjubkan. Diameter pohon itu mencapai 1-1,5 meter. Sangat sayang pohon sebesar itu harus tumbang.
Berjalan lagi dan ada pohon unik yang cukup menyita perhatian gue untuk kedua kalinya, ada 3 pohon berdiameter sedang tapi pohon itu bersatu diatasnya dan membentuk seperti gapura dan kita akan berjalan ditengahnya. 

Setelah berjalan kurang lebih 2 jam, akhirnya tiba juga di beskem bremi. Sesampainya di beskem gue langsung pesen bakso dan es jeruk yang tersedia di depan beskem.

Istirahat sejenak, mandi, telponan sama gebetan, baru menuju probolinggo dengan mencarter angkot join dengan rombongan dari bogor. 

Pukul 21:00 kami mulai meninggalkan probolinggo dan menuju ke surabaya, 2 jam perjalanan menuju surabaya akhirnya kami lanjutkan ke kediri dengan waktu tempuh 3,5 jam. Sekitar 4 dini hari, gue, ronny dan bang jaka tiba di rumah gue dan kita bertiga langsung tidur karena capek.

Dan terakhir…


Selamat tinggal Argopuro, suatu hari nanti gue ingin kembali lagi ke sini untuk tertidur di pelukan Taman Hidup, untuk melihat indahnya padang savanamu yang luas, dan untuk kembali menjejakkan kaki-kaki ini di jalurmu yang panjang, hingga aku dapat menggapai kembali puncakmu dan berdiri di atas sana.





Terima kasih Tuhan atas alam Mu yang indah ini


Terima kasih Tuhan atas semangat yang engkau berikan


Lewat para pendaki itu


Hingga aku dapat melewati Jalur Pendakian Terpanjang di Jawa ini


Terima kasih Tuhan atas segala penjagaanMu


Hingga aku  kembali ke tempat nyaman ku


Dan menuliskan kisah ini


Dan Terima Kasih Tuhan


Atas Indonesiaku ini.