Perjalanan
kali ini sebenarnya tanpa rencana. Rencana awal kami adalah ke
Argopuro, tapi karena firasat yang tidak enak dan beberapa hal lain yang
jadi pertimbangan akhirnya kami (gue dan pacar gue, sebut saja bunga,
eh maksudnya dwika) memutuskan untuk ke Jogja. Setelah 3 hari 2 malam
kami berjalan-jalan keliling jogja kamipun memantapkan hati untuk
melangkah ke Merbabu dan Merapi.
31 Agustus 2014
Setelah
check out dari penginapan sekitar pukul 13:00, kami berdua pun langsung
menuju ke Terminal Giwangan untuk mencari bis menuju ke Boyolali.
Karena ketidaktauan kami berdua akhirnya nanya sana nanya sini bagaimana
cara untuk menuju Boyolali. Akhirnya pukul 14:30 barulah kami menaiki
bis tujuan Solo dan turun di Kartosuro. Perjalanan menuju kartosuro
terasa cukup lama sekitar pukul 16:16 kami telah sampai di kartosuro dan
langsung mencari bis yang menuju Boyolali. Hanya 5 menit kami menunggu
munculah bis dengan tujuan Semarang dan melewati boyolali. Ya kami
berduapun naik.
Setelah 40 menit didalam bis karena macet akibat adanya tabrakan beruntun (+/- 5 mobil pribadi dan 1 truk) kamipun sampai di boyolali. Sesampainya di perempatan Rumah Sakit (kata kondekturnya gitu, gue juga gak tau sih tepatnya itu dimana) kami langsung menuju ke IndoApril untuk berbelanja logistik dan keperluan pendakian kami nantinya.
Setelah
berbelanja logistik, kami melihat ada toko outdoor di pojok perempatan
tempat kami diturunkan tadi, kami pun mampir kesana dengan dalih mau
nanya cara menuju selo gimana. Tapi apalah arti ternyata penjaga toko
ini tak pernah ke Selo dan dia juga bukan pendaki. :hammers Dwika yang
memang supel tak malu untuk bertanya kesana dan kesini. Akhirnya setelah
bertanya dari sabang sampai merauke, diketaui kalau angkutan menuju
Selo hanya beroperasi hingga jam 4 sore dan kami telat.
Akhirnya
kamipun mencoba mencari tumpangan, setiap ada mobil pick-up lewat kami
selalu mengulurkan tangan sembari mengangkat jempol kami (tanda minta
tebengan). Tapi tak ada satupun yang berhenti untuk memberi kami
tumpangan. Yang ada para sopir pick-up itu godain cewek gue :marah
Hingga
adzan maghrib berkumandang kami masih terdampar di tempat itu. :bingung
Tak jauh dari tempat kami menunggu, ada sebuah musholla kecil, dan ada
sebuah keluar yang sedang menunaikan ibadah maghrib disana, dengan PD
dwika nyamperin keluarga tadi mencoba bertanya cara menuju Selo
bagaimana (padahal niatnya nyari tebengan) setelah dijelaskan panjang
lebar, akhirnya si Bapa nawarin memberi tebengan kita tapi cuma sampai
Pasar Cepogo. Ah keluarga ini baik banget, semoga Allah senantiasa
melimpahkan rahmat-Nya pada keluarga ini. :peluk
Akhirnya
kami berdua naik ke mobil carry milik keluarga itu dan diantar hingga
pasar cepogo. Di dalam mobil si Bapa bercerita bahwa dulunya dia juga
pendaki, dulu saat tahun 70-an dia sering naik ke Merbabu. Wih ketemu
sepuh. Akhirnya obrolan kami semakin menarik dan tak terasa 10km sudah
kami lalui dan kami tiba di Pasar Cepogo. Sesampainya disana si Bapa
yang baik hati tadi mencarikan kami tumpangan mobil pick-up untuk menuju
Selo. Cukup mudah mencari tumpangan disini, kamipun langsung mendapat
tumpangan menuju selo.
Singkat
cerita kami telah tiba di Polsek Selo, dengan sebelumnya gue berterima
kasih pada supir pick-up yang awalnya mau gue kasih uang untuk beli
rokok namun ditolak. Ah baik hati sekali kau bapak. Semoga Allah
menerima amal baikmu. :peluk
Setibanya
di Polsek gue langsung lapor dan meninta tolong Pak Polisi untuk
dicarikan ojek menuju ke Beskem. 30ribu/orang yang harus kami keluarkan
untuk ngojek dari Polsek hingga beskem. Tapi menurut gue itu sangat
worthed. Jalan yang cukup panjang dan jelek ditambah saat itu sudah
malam.
19:25
kami pun tiba di Beskem Kang Bari. Lumayan rame pendaki hari itu. Tapi
kebanyakan adalah pendaki yang sudah turun. Rencana kami sebenarnya
berangkat esok pagi, karena kami berdua belum ada yang pernah lewat
jalur ini. Tapi karena ada barengan pendaki dari Solo yang akan naik
malam itu juga akhirnya kami segera makan, packing dan nanjak malam itu
juga.
Pukul
20:45, kami mulai meninggalkan beskem dan menuju ke gerbang pendakian.
Sebelum masuk ke jalur pendakian, gue dan dwika tak lupa untuk berdoa
bersama untuk kelancaran pendakian bareng perdana kami. Jalanan menuju
Pos 1 cukup panjang, tapi relatif masih landai. Tapi karena beban bawaan
yang berat ditambah harus bawa air +/- 8 liter dalam depek gerak gue
yang kayak keong ini semakin memperlambat gerak tim. Beberapa kali gue
ngomong ke rombongan solo untuk jalan duluan, karena mereka tidak
berniat camp, mereka berniat tektok.
Pukul
22:15 kamipun tiba di Pos 1 Dok Malang. Disini gue istirahat sebentar
hanya untuk mengatur nafas, kemudian lanjut jalan lagi. Jalan menuju pos
2 semakin menanjak. Tiba di tikungan macan, rasanya badan gue udah gak
kuat untuk jalan, mungkin karena seharian kurang istirahat ditambah
kulkas ini membebaniku. :sorry
Kami
pun tiba di tempat yang lapang (muat 10-15 tenda) sekitar pukul 23:40,
gue pun langsung meletakkan keril dan daypack disini. Gue pun bilang ke
dwika kalau pundak udah gak kuat, kita camp disini saja ya. Dwika pun
menyetujui dan langsung cari lapak dan buka tenda.
Bebersih
diri, masak, ngopi kemudian tidur. Cukup nyenyak tidur gue, walaupun
banyak gangguan dari luar mulai dari suara derap langkah, suara nyanyian
sinden tapi gue tetap tidak gubris karena badan yang sudah letih ini.
1 September 2014
Matahari
pagi pun mulai menyongsong, dan gue pun mulai buka mata dan lihat jam
di HP gue, busyet ternyata sudah jam 07:43. Buka tenda, buka kompor
langsung rebus air untuk ngopi lagi. Sembari nunggu air mendidih gue pun
hunting foto disekitar tempat ini yang akhirnya gue tahu ini merupakan
pos bayangan dari Pos 2. Gunung Lawu nampak dengan jelas dari sini.
camp kami |
Pos Bayangan dari Pos 2 |
Lawu di kejauhan |
Setelah
puas selfie, motoin tenda, landscape, akhirnya kembali ke tenda dan
kopi pun telah sedia, ah makasih sayang sudah dibikinin kopi :peluk
Bidadari berkeril |
Setelah
ngopi kamipun masak untuk sarapan pagi dan menu makan kita pagi itu
nasi pecel, telur dadar. Setelah makan kamipun segera packing dan segera
meninggalkan Pos Bayangan ini. Target kami hari ini adalah Puncak dan
Camp disana. 11:08 kami mulai meninggalkan Pos Bayangan ini, 5 menit
jalan pos bayangan ini kami tiba di Pos 2 Pandean. Di Pos ini sangat
sempit mungkin hanya mampu menampung 2 tenda berukuran 2p.
Pos 2 |
Tak
lama kami berhenti disini kami langsung melanjutkan perjalanan menuju
Watu Tulis. Tanjakan menuju Watu Tulis cukup menguras tenaga. Selepas
watu tulis tanjakan semakin Waw. Dengan kulkas depan belakang yang gue
bawa, gue cukup kesusahan untuk naik. Beberapa kali gue harus naik turun
karena keril gue tinggal gue naik beberapa meter hanya menggunakan
daypack sesampainya diatas gue turun lagi untuk ambil keril gue.
Selepas
tanjakan kasih sayang ini jalanan agak bersahabat, tetap menanjak tapi
sudah tak seekstrem tanjakan kasih sayang tadi :sorry . Pukul 14:28 kami
pun tiba di Sabana 1. Istirahat dan bertanya pada pendaki yang sedang
camp disana waktu tempuh untuk ke puncak masih berapa lama lagi. Setelah
dijelaskan panjang lebar akhirnya diputuskan untuk camp disini saja.
Langsung gue cari lapak ditengah pepohonan tinggi agar terhindar dari angin.
Pemandangan
disini sangat bagus. Gunung Merapi terlihat sangat dekat, Lawu berada
disisi timur dan sindoro terlihat di sisi Barat. Setelah mendirikan
tenda kamipun langsung masak dan istirahat. Sekitar setengah 5 kamipun
keluar dari tenda untuk hunting foto dan nungguin sunset.
Lapak kami di Sabana 1 |
I Feel Free |
Setelah
hunting sunset, kamipun masuk tenda dan segera menunaikan 3 rakaat.
Setelah itu kamipun langsung tidur. Niat awal kami akan mengejar sunrise
di Puncak. Oke pasang alarm jam set.3. Malam itu hanya tinggal tenda
kami yang tersisa di Sabana 1. :nohope
2 September 2014
Setengah
1 gue pun terbangun karena beberapa pendaki yang baru tiba sangat ribut
saat mendirikan tenda. Guepun coba untuk tidur lagi dan bangun ketika
alarm gue berbunyi. Tapi angin saat itu sangat-sangat kencang, gue coba
tengok keluar dan ternyata diluar sedang badai. Akhirnya niat sunrise
dipuncak kami tunda dan kami akan kejar sunrise di sabana 1 saja.
Pukul 05:30 kamipun keluar dari tenda dan matahari hampir muncul dari samping Gunung Lawu di timur sana.
Sungguh indah sunrise pagi itu :matabelo. Setelah menikmati sunrise dan berfoto-foto kamipun mulai packing dan bersiap untuk summit. Beberapa cemilan, mie instant, kompor, gas, dan 2 liter air kami packing untuk bekal kami ke puncak. 06:32 kami mulai melangkah meninggalkan Sabana 1. Tanjakan didepan sabana 1 sudah membuat nyali kami ciut. Tapi karena beban yang berkurang perjalanan menuju Sabana 2 cukup singkat 06:47 kami telah tiba di Sabana 2. Dari sini tanjakan kasih sayang ayah ibu sudah menanti.
Sungguh indah sunrise pagi itu :matabelo. Setelah menikmati sunrise dan berfoto-foto kamipun mulai packing dan bersiap untuk summit. Beberapa cemilan, mie instant, kompor, gas, dan 2 liter air kami packing untuk bekal kami ke puncak. 06:32 kami mulai melangkah meninggalkan Sabana 1. Tanjakan didepan sabana 1 sudah membuat nyali kami ciut. Tapi karena beban yang berkurang perjalanan menuju Sabana 2 cukup singkat 06:47 kami telah tiba di Sabana 2. Dari sini tanjakan kasih sayang ayah ibu sudah menanti.
Perlu
kehati-hatian untuk melewati tanjakan ini. Di ujung tanjakan ini akan
percabangan. Jika lurus menanjak kita akan tiba di Puncak Triangulasi
sedangakn ke kanan dengan jalanan yang lebih landai kita akan tiba di
Puncak kenteng songo. Karena sudah capek nanjak terus akhirnya kami
memilih ke kanan. Alhamdulillah 08:30 kami tiba di Kenteng Songo.
Bersyukur, Berfoto menjadi rutinitas di puncak
Pos Pemancar |
Setelah puas foto-foto gue langsung buka kompor untuk ngopi dan rebus mie instant
Setelah makan dan ngopi kamipun menuju Puncak Triangulasi. Cukup dekat hanya 2 menit kita tiba di Puncak Triangulasi
Setelah
puas menikmati puncak kamipun mulai meninggalkan puncak, pukul 10:30
kami mulai meninggalkan puncak triangulasi. Dan turun bukan merupakan
perkara mudah. Apalagi tanjakan kasih sayang ayah ibu tadi. Beberapa
kali gue dan dwika sempat terpeleset
Kami sempat berhenti di sabana 2 untuk berfoto-foto. Cukup lama kami berhenti disini.
Setelah
berfoto kamipun melanjutkan perjalanan menuju Sabana 1 dan tiba di
sabana 1 pukul 11:45. Setiba di camp kami istirahat sejenak, packing
lalu bersiap untuk turun. Sebelum packing tenda gue sempet memindahkan
tenda gue dan berfoto dengan background Gunung Merapi
Merapi Mountain Tent with Mountain Merapi Great View |
Pukul
14:28 kami mulai meninggalkan Sabana 1. Saat perjalanan turun ada
beberapa kejadian yang tak akan pernah kulupakan. Di tanjakan kasih
sayang, gue sempet frustasi dengan daypack yang sudang kosong itu, gue
pun melemparkan daypack gue ke pepohonan tapi lemparan gue meleset dan
terjatuh sangat jauh, tak berselang lama setelah daypack gue jatuh
giliran gue yang jatuh terpeleset dan gue pun gelundungan sekitar 15
meter kebawah. Untung kaki gue sempat menahan ke pohon dan untung biji
gue gak kebentur bebatuan. *masa depanku masih terselamatkan* :ngakaks
Pukul
15:30 kami telah tiba di Pos 3. Pelan tapi pasti kami terus melangkah
dan pukul 15:54 kami tiba di Pos 2. Perjalanan menuju Pos 1 terasa
sangat jauh. Pukul 16:39 kami tiba di Pos 1. Di Pos 1 kami berhenti
cukup lama. Pos 1 menuju ke beskem sangat panjang, kami baru tiba di
beskem pukul 17:42
Sesampainya
di beskem kami langsung istirahat, dan bebersih diri. Niat kami malam
ini menginap semalam di beskem dan esok pagi baru lanjut ke Merapi.
3 September 2014
Pagi
hari di Beskem Kang Bari cukup damai. Gunung Lawu bisa dinikmati dari
teras rumah. Saat gue berniat mandi gue terdiam karena merapi terlihat
sangat dekat dari sini. Sungguh tempat yang sangat damai.
Setelah
mandi, sarapan kamipun menunggu anak kang bari yang sedang menjemput
rombongan pendaki dari solo. Sekitar pukul 10:00 putra dari kang bari
pun kembali dan siap mengantarkan kami menuju beskem pendakian merapi
dengan mobil pick-upnya.
Cerita pendakian merapi akan ditulis lagi nanti.