Instagram

Tuesday, October 7, 2014

Perjalanan kali ini sebenarnya tanpa rencana. Rencana awal kami adalah ke Argopuro, tapi karena firasat yang tidak enak dan beberapa hal lain yang jadi pertimbangan akhirnya kami (gue dan pacar gue, sebut saja bunga, eh maksudnya dwika) memutuskan untuk ke Jogja. Setelah 3 hari 2 malam kami berjalan-jalan keliling jogja kamipun memantapkan hati untuk melangkah ke Merbabu dan Merapi.


31 Agustus 2014

Setelah check out dari penginapan sekitar pukul 13:00, kami berdua pun langsung menuju ke Terminal Giwangan untuk mencari bis menuju ke Boyolali. Karena ketidaktauan kami berdua akhirnya nanya sana nanya sini bagaimana cara untuk menuju Boyolali. Akhirnya pukul 14:30 barulah kami menaiki bis tujuan Solo dan turun di Kartosuro. Perjalanan menuju kartosuro terasa cukup lama sekitar pukul 16:16 kami telah sampai di kartosuro dan langsung mencari bis yang menuju Boyolali. Hanya 5 menit kami menunggu munculah bis dengan tujuan Semarang dan melewati boyolali. Ya kami berduapun naik. 

Setelah 40 menit didalam bis karena macet akibat adanya tabrakan beruntun (+/- 5 mobil pribadi dan 1 truk) kamipun sampai di boyolali. Sesampainya di perempatan Rumah Sakit (kata kondekturnya gitu, gue juga gak tau sih tepatnya itu dimana) kami langsung menuju ke IndoApril untuk berbelanja logistik dan keperluan pendakian kami nantinya. 

Setelah berbelanja logistik, kami melihat ada toko outdoor di pojok perempatan tempat kami diturunkan tadi, kami pun mampir kesana dengan dalih mau nanya cara menuju selo gimana. Tapi apalah arti ternyata penjaga toko ini tak pernah ke Selo dan dia juga bukan pendaki. :hammers Dwika yang memang supel tak malu untuk bertanya kesana dan kesini. Akhirnya setelah bertanya dari sabang sampai merauke, diketaui kalau angkutan menuju Selo hanya beroperasi hingga jam 4 sore dan kami telat. 

Akhirnya kamipun mencoba mencari tumpangan, setiap ada mobil pick-up lewat kami selalu mengulurkan tangan sembari mengangkat jempol kami (tanda minta tebengan). Tapi tak ada satupun yang berhenti untuk memberi kami tumpangan. Yang ada para sopir pick-up itu godain cewek gue :marah

Hingga adzan maghrib berkumandang kami masih terdampar di tempat itu. :bingung Tak jauh dari tempat kami menunggu, ada sebuah musholla kecil, dan ada sebuah keluar yang sedang menunaikan ibadah maghrib disana, dengan PD dwika nyamperin keluarga tadi mencoba bertanya cara menuju Selo bagaimana (padahal niatnya nyari tebengan) setelah dijelaskan panjang lebar, akhirnya si Bapa nawarin memberi tebengan kita tapi cuma sampai Pasar Cepogo. Ah keluarga ini baik banget, semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada keluarga ini. :peluk

Akhirnya kami berdua naik ke mobil carry milik keluarga itu dan diantar hingga pasar cepogo. Di dalam mobil si Bapa bercerita bahwa dulunya dia juga pendaki, dulu saat tahun 70-an dia sering naik ke Merbabu. Wih ketemu sepuh. Akhirnya obrolan kami semakin menarik dan tak terasa 10km sudah kami lalui dan kami tiba di Pasar Cepogo. Sesampainya disana si Bapa yang baik hati tadi mencarikan kami tumpangan mobil pick-up untuk menuju Selo. Cukup mudah mencari tumpangan disini, kamipun langsung mendapat tumpangan menuju selo. 

Singkat cerita kami telah tiba di Polsek Selo, dengan sebelumnya gue berterima kasih pada supir pick-up yang awalnya mau gue kasih uang untuk beli rokok namun ditolak. Ah baik hati sekali kau bapak. Semoga Allah menerima amal baikmu. :peluk

Setibanya di Polsek gue langsung lapor dan meninta tolong Pak Polisi untuk dicarikan ojek menuju ke Beskem. 30ribu/orang yang harus kami keluarkan untuk ngojek dari Polsek hingga beskem. Tapi menurut gue itu sangat worthed. Jalan yang cukup panjang dan jelek ditambah saat itu sudah malam. 

19:25 kami pun tiba di Beskem Kang Bari. Lumayan rame pendaki hari itu. Tapi kebanyakan adalah pendaki yang sudah turun. Rencana kami sebenarnya berangkat esok pagi, karena kami berdua belum ada yang pernah lewat jalur ini. Tapi karena ada barengan pendaki dari Solo yang akan naik malam itu juga akhirnya kami segera makan, packing dan nanjak malam itu juga.

Pukul 20:45, kami mulai meninggalkan beskem dan menuju ke gerbang pendakian. Sebelum masuk ke jalur pendakian, gue dan dwika tak lupa untuk berdoa bersama untuk kelancaran pendakian bareng perdana kami. Jalanan menuju Pos 1 cukup panjang, tapi relatif masih landai. Tapi karena beban bawaan yang berat ditambah harus bawa air +/- 8 liter dalam depek gerak gue yang kayak keong ini semakin memperlambat gerak tim. Beberapa kali gue ngomong ke rombongan solo untuk jalan duluan, karena mereka tidak berniat camp, mereka berniat tektok. 

Pukul 22:15 kamipun tiba di Pos 1 Dok Malang. Disini gue istirahat sebentar hanya untuk mengatur nafas, kemudian lanjut jalan lagi. Jalan menuju pos 2 semakin menanjak. Tiba di tikungan macan, rasanya badan gue udah gak kuat untuk jalan, mungkin karena seharian kurang istirahat ditambah kulkas ini membebaniku. :sorry

Kami pun tiba di tempat yang lapang (muat 10-15 tenda) sekitar pukul 23:40, gue pun langsung meletakkan keril dan daypack disini. Gue pun bilang ke dwika kalau pundak udah gak kuat, kita camp disini saja ya. Dwika pun menyetujui dan langsung cari lapak dan buka tenda.

Bebersih diri, masak, ngopi kemudian tidur. Cukup nyenyak tidur gue, walaupun banyak gangguan dari luar mulai dari suara derap langkah, suara nyanyian sinden tapi gue tetap tidak gubris karena badan yang sudah letih ini. 

1 September 2014
Matahari pagi pun mulai menyongsong, dan gue pun mulai buka mata dan lihat jam di HP gue, busyet ternyata sudah jam 07:43. Buka tenda, buka kompor langsung rebus air untuk ngopi lagi. Sembari nunggu air mendidih gue pun hunting foto disekitar tempat ini yang akhirnya gue tahu ini merupakan pos bayangan dari Pos 2. Gunung Lawu nampak dengan jelas dari sini. 
camp kami
Pos Bayangan dari Pos 2
Lawu di kejauhan
Setelah puas selfie, motoin tenda, landscape, akhirnya kembali ke tenda dan kopi pun telah sedia, ah makasih sayang sudah dibikinin kopi :peluk 
Bidadari berkeril
Setelah ngopi kamipun masak untuk sarapan pagi dan menu makan kita pagi itu nasi pecel, telur dadar. Setelah makan kamipun segera packing dan segera meninggalkan Pos Bayangan ini. Target kami hari ini adalah Puncak dan Camp disana. 11:08 kami mulai meninggalkan Pos Bayangan ini, 5 menit jalan pos bayangan ini kami tiba di Pos 2 Pandean. Di Pos ini sangat sempit mungkin hanya mampu menampung 2 tenda berukuran 2p.

Pos 2

Tak lama kami berhenti disini kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Watu Tulis. Tanjakan menuju Watu Tulis cukup menguras tenaga. Selepas watu tulis tanjakan semakin Waw. Dengan kulkas depan belakang yang gue bawa, gue cukup kesusahan untuk naik. Beberapa kali gue harus naik turun karena keril gue tinggal gue naik beberapa meter hanya menggunakan daypack sesampainya diatas gue turun lagi untuk ambil keril gue. 

Selepas tanjakan kasih sayang ini jalanan agak bersahabat, tetap menanjak tapi sudah tak seekstrem tanjakan kasih sayang tadi :sorry . Pukul 14:28 kami pun tiba di Sabana 1. Istirahat dan bertanya pada pendaki yang sedang camp disana waktu tempuh untuk ke puncak masih berapa lama lagi. Setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya diputuskan untuk camp disini saja. 

Langsung gue cari lapak ditengah pepohonan tinggi agar terhindar dari angin. 
Lapak kami di Sabana 1

Pemandangan disini sangat bagus. Gunung Merapi terlihat sangat dekat, Lawu berada disisi timur dan sindoro terlihat di sisi Barat. Setelah mendirikan tenda kamipun langsung masak dan istirahat. Sekitar setengah 5 kamipun keluar dari tenda untuk hunting foto dan nungguin sunset.
I Feel Free
Merapi Terlihat Sangat Dekat
Hunting Sunset






Setelah hunting sunset, kamipun masuk tenda dan segera menunaikan 3 rakaat. Setelah itu kamipun langsung tidur. Niat awal kami akan mengejar sunrise di Puncak. Oke pasang alarm jam set.3. Malam itu hanya tinggal tenda kami yang tersisa di Sabana 1. :nohope
2 September 2014
Setengah 1 gue pun terbangun karena beberapa pendaki yang baru tiba sangat ribut saat mendirikan tenda. Guepun coba untuk tidur lagi dan bangun ketika alarm gue berbunyi. Tapi angin saat itu sangat-sangat kencang, gue coba tengok keluar dan ternyata diluar sedang badai. Akhirnya niat sunrise dipuncak kami tunda dan kami akan kejar sunrise di sabana 1 saja.
Pukul 05:30 kamipun keluar dari tenda dan matahari hampir muncul dari samping Gunung Lawu di timur sana. 


Sungguh indah sunrise pagi itu :matabelo. Setelah menikmati sunrise dan berfoto-foto kamipun mulai packing dan bersiap untuk summit. Beberapa cemilan, mie instant, kompor, gas, dan 2 liter air kami packing untuk bekal kami ke puncak. 06:32 kami mulai melangkah meninggalkan Sabana 1. Tanjakan didepan sabana 1 sudah membuat nyali kami ciut. Tapi karena beban yang berkurang perjalanan menuju Sabana 2 cukup singkat 06:47 kami telah tiba di Sabana 2. Dari sini tanjakan kasih sayang ayah ibu sudah menanti. 

Tanjakan Kasih Sayang Ayah Ibu
Sabana 2

Perlu kehati-hatian untuk melewati tanjakan ini.  Di ujung tanjakan ini akan percabangan. Jika lurus menanjak kita akan tiba di Puncak Triangulasi sedangakn ke kanan dengan jalanan yang lebih landai kita akan tiba di Puncak kenteng songo. Karena sudah capek nanjak terus akhirnya kami memilih ke kanan. Alhamdulillah 08:30 kami tiba di Kenteng Songo. Bersyukur, Berfoto menjadi rutinitas di puncak



Pos Pemancar
 
 

 



 
Setelah puas foto-foto gue langsung buka kompor untuk ngopi dan rebus mie instant

Lapak di kenteng songo
Setelah makan dan ngopi kamipun menuju Puncak Triangulasi. Cukup dekat hanya 2 menit kita tiba di Puncak Triangulasi











Setelah puas menikmati puncak kamipun mulai meninggalkan puncak, pukul 10:30 kami mulai meninggalkan puncak triangulasi. Dan turun bukan merupakan perkara mudah. Apalagi tanjakan kasih sayang ayah ibu tadi. Beberapa kali gue dan dwika sempat terpeleset
Kami sempat berhenti di sabana 2 untuk berfoto-foto. Cukup lama kami berhenti disini.



Setelah berfoto kamipun melanjutkan perjalanan menuju Sabana 1 dan tiba di sabana 1 pukul 11:45. Setiba di camp kami istirahat sejenak, packing lalu bersiap untuk turun. Sebelum packing tenda gue sempet memindahkan tenda gue dan berfoto dengan background Gunung Merapi
Merapi Mountain Tent with Mountain Merapi Great View
Pukul 14:28 kami mulai meninggalkan Sabana 1. Saat perjalanan turun ada beberapa kejadian yang tak akan pernah kulupakan. Di tanjakan kasih sayang, gue sempet frustasi dengan daypack yang sudang kosong itu, gue pun melemparkan daypack gue ke pepohonan tapi lemparan gue meleset dan terjatuh sangat jauh, tak berselang lama setelah daypack gue jatuh giliran gue yang jatuh terpeleset dan gue pun gelundungan sekitar 15 meter kebawah. Untung kaki gue sempat menahan ke pohon dan untung biji gue gak kebentur bebatuan. *masa depanku masih terselamatkan* :ngakaks

Pukul 15:30 kami telah tiba di Pos 3. Pelan tapi pasti kami terus melangkah dan pukul 15:54 kami tiba di Pos 2. Perjalanan menuju Pos 1 terasa sangat jauh. Pukul 16:39 kami tiba di Pos 1. Di Pos 1 kami berhenti cukup lama. Pos 1 menuju ke beskem sangat panjang, kami baru tiba di beskem pukul 17:42

Sesampainya di beskem kami langsung istirahat, dan bebersih diri. Niat kami malam ini menginap semalam di beskem dan esok pagi baru lanjut ke Merapi.

3 September 2014
Pagi hari di Beskem Kang Bari cukup damai. Gunung Lawu bisa dinikmati dari teras rumah. Saat gue berniat mandi gue terdiam karena merapi terlihat sangat dekat dari sini. Sungguh tempat yang sangat damai.



Setelah mandi, sarapan kamipun menunggu anak kang bari yang sedang menjemput rombongan pendaki dari solo. Sekitar pukul 10:00 putra dari kang bari pun kembali dan siap mengantarkan kami menuju beskem pendakian merapi dengan mobil pick-upnya.
Cerita pendakian merapi akan ditulis lagi nanti.