Instagram

Thursday, October 9, 2014

Pendakian kali ini ada kaitannya dengan Pendakian merbabu, catopernya bisa dibaca disini


Perjalanan menuju Basecamp merapi dari basecamp merbabu cukup dekat jika naik kendaraan. Jaraknya sekitar 5km. Mobil pick-up ini hanya mengantarkan kami berdua saja (gue dan pacar gue). Awalnya ada rombongan asal jakarta yang akan ikut naik pick-up tapi karena tak sabar menunggu mobil yang tak kunjung tiba akhirnya mereka memutuskan untuk jalan kaki. Ongkos yang harus kami bayar 20.000/orang


Sesampainya di beskem merapi, gue langsung packing barang yang gak akan gue bawa naik dan menitipkannya di beskem karena pendakian kali ini kami bertujuan tektok. Setelah mencari info dan membaca peta jalur yang tertera di beskem, gue pun mengisi perbekalan air. 5,6 Liter air yang gue bawa. Gue selalu membawa air lebih daripada nanti kekurangan air. 

Urus pendaftaran, titip barang di pos dan kami siap berangkat. Sebelum berangkat ada pendaki asal Sidoarjo yang berbaik hati mau mengantarkan kami menuju New Selo dengan motornya. Alhamdulillah bisa menghemat tenaga. Gue yang diantar terlebih dahulu menuju New Selo, kemudian pacar gue pun datang tak lama kemudian. Sebelum memulai pendakian berdoa bersama dan berfoto. Pendakian pun dimulai.
NEW SELO

Track awal yang disuguhkan melewati perkebunan warga dengan jalanan yang sudah disemen (cuma hingga 800 meter). Setelah 30 menit berjalan kami berhenti karena mendengar suara gamelan jawa yang cukup keras. Suara itu sangat keras dan membuat bulu kuduk merinding disiang bolong. Beberapa kali pacar gue nanya "Mas gimana, mau lanjut gak? Mas yakin gak?" Gue sendiripun bingung, sambil ku keluarkan rokok gue berfikir sambil mendengar arah datangnya suara gamelan tersebut. Suara itu dari bawah, dari perkampungan penduduk. "Mungkin sedang ada acara desa atau kondangan" fikir gue. Tapi hati tetep belum mantap untuk melanjutkan langkah hingga akhirnya kami bertemu beberapa pendaki yang turun, kami pun bertanya apakah ada pendaki lain yang masih diatas. Jawabnya ada. Mendengar itu rasa takut dan kecemasan gue sirna, hatipun kembali mantap untuk melangkah. Selangkah demi selangkah kami melewati tanjakan awal yang cukup menguras tenaga ini.

Hingga Gerbang Taman Nasional Gunung Merapi track tetap menanjak. Pukul 13:10 kami tiba di Gerbang TN Gunung Merapi. Disini terdapat shleter yang saat itu sedang digunakan istirahat pendaki yang hendak turun. Disini kami beristirahat sejenak sambil foto-foto. 
Gerbang Taman Nasional Gunung Merapi

Setelah dirasa cukup kami pun mulai melanjutkan perjalanan. Jalanan tetap menanjak dan tiada bonus. Pelan pelan kami melangkah diselingi istirahat beberapa kali hingga kami melewati HM 13. Setelah patok ini akan percabangan. Ke kanan adalah jalur resmi sedangkan ke kiri Jalur Kartini, kedua jalur ini akan menyatu di Pos 2. Tapi di pertigaan ini ada plang bertuliskan "PUNCAK MERAPI" menunjukkan kearah kanan, belok ke kanan lah kami. Pukul 14:17 kita tiba di Pos 1. Tak jauh dari pos 1 ada Shelter serupa dengan shelter yang ada di Gerbang tadi. 
Pos 1 Merapi
 
Shelter 2 (dekat Pos 1)
Disini kami istirahat 5 menit baru kemudian lanjut. Jalanan tetap nanjak dan tetap nanjak tak ada bonus sedikitpun. Setelah 15 menit kami berjalan kami menemui 2 percabangan, lurus menanjak terjal dan melipir kanan landai. Di percabangan ini terdapat plang "JALUR EVAKUASI" menunjukkan arah ke kanan. Karena tergiur medan yang landai akhirnya kita memilih ke kanan. Disini barulah kita menemukan jalanan landai. Sekitar 15 menit berjalan jalanan tetap landai, kadang turun, kadang juga naik ringan. Tapi namanya juga bonus pasti didepan ada tanjakan terjal. Benar saja tanjakan didepan kami sangat terjal. Nafas ngosngosan, jantung pun senam. 

Setelah melewati tanjakan terjal itu, pukul 15:17 kita tiba di persatuan jalur evakuasi dengan jalur normal. Disini kami bertemu dengan pendaki asal Gresik yang membuka tenda disini. Kamipun mampir untuk ngobrol dan titip barang yang gak kepake, karena kamu mau muncak. 15:25 kita berangkat lagi menuju Pasar Bubrah. Track menuju pasar bubrah berbatu, tapi pemandangan disisi barat cukup menawan dengan view Sindoro dan Sumbing. 
Niatnya muncak

Track Ke Puncak
Ngos-ngosan mau muncak

16:03 kami pun tiba di pasar bubrah. Dari sini jalur pendakian menuju puncak tidak jelas. Terdapat bekas track yang langsung tembak lurus, ada juga yang melipir ke kanan dulu. Dengan ormed saya yang minim dan kecemasan kesorean saat tiba dipuncak akhirnya kami putuskan pendakian kali ini sampai Pasar Bubrah saja. 30 menit kami habiskan disini untuk foto-foto sambil menunggu sunset. 
Memoriam di Pasar Bubrah

Pasar Bubrah

Dora dan Momo.. Ciyeeee ciyeeeee


Levitasi dengan background Merbabu



Sindoro Sumbing Slamet

Sindoro Sumbing

Sunset Tanah Merapi. Sindoro Sumbing Slamet Prau di kejauhan

Setelah puas foto-foto kami pun kembali ke tenda pendaki asal gresik tadi. 17:30 tiba di tenda. Disini kami istirahat 45 menit. Untuk melewatkan adzan maghrib sembari ngemil dan ngrokok dulu. Pukul 18:13 kami mulai bergegas untuk turun. Sebenarnya mas-mas pendaki asal gresik ini menawarkan kami untuk camp saja bersama mereka. Karena mereka membawa tenda kap.4 orang sedangkan mereka hanya berdua. Tapi karena kami tak membawa sleeping bag dan pertimbangan waktu kami tetap memutuskan untuk turun.

Kami turun melalui jalur evakuasi lagi. Tanjakan yang tadinya terjal berubah menjadi turunan terjal yang sangat licin yang hampir membuat saya jatuh berkali-kali. Perjalanan turun ini sangat cepat pukul 18:58 kita sudah tiba di Pos 1, istirahat sebentar kemudian jalan lagi lalu tiba di Gerbang pukul 19:48 dan tiba di New Selo 20:29.

Di New Selo kami beristirahat cukup lama sambil menikmati pemandangan dari gardu pandang disana. 21:00 kamipun kembali ke beskem. Beskem malam itu cukup ramai. Tapi beranjak semakin malam semakin sepi hingga tinggal 3 orang saja. Gue dan Pacar gue dan 1 orang yang tak jadi mendaki karena asmanya kambuh.

Keesokan paginya kami menuju Solo dan kemudian menuju Indramayu dengan kereta Brantas. Trip yang panjang ini berakhir dengan setibanya kami di Indramayu.

Terima kasih Jogja, Terima Kasih Merbabu, Terima kasih Merapi
Terima kasih Tuhan atas keindahan alam yang Engaku ciptakan untuk Indonesia ku ini
Suatu saat aku akan bermain lagi di padang savana mu Merbabu
dan hingga suatu saat nanti aku akan berdiri di puncak mu Merapi