Papandayan, gunung yang terletak di Kabupaten Garut ini terkenal dengan keindahan alamnya yang menawan. Mulai dari Padang Edelweis, Hutan Mati, hingga sabana. Ketinggian Papandayan sebenarnya adalah 2622 MDPL tapi di sumber internet menyebutkan 2665 MDPL.
Perjalanan kali ini gue lakuin hanya berdua dengan pujaan hati #eh. Hike Partner gue kali ini mbak Citra, kawan dari Backpacker Kediri yang juga calon teman hidup gue #loh. Perjalanan gue lakuin dari Bandung dengan mengendarai Kuda Besi milih gue yang kurang sehat.
Kami berangkat dari kosan gue tercinta, Sabtu 17 Mei 2014 pukul 06:48. Sekitar 1 jam perjalanan kami sudah tiba di nagreg dan beristirahat sebentar untuk mendinginkan pantat kami yang mulai mengeluarkan asap karena panas.
Pukul 09:00 kami pun memasuki Garut dan berbelanja perlengkapan yang kurang. Setelah berbelanja kami lanjutkan perjalanan ke Cisurupan. Ditengah perjalanan menuju Cisurupan ban belakang motor gue bocor dan harus di tambal lebih dulu. Saat ban motor ditambal gue dan mbak citra sempet mainan sama anak dari tukang tambal ban yang lucu.
Sebelum meneruskan perjalanan, gue liat keril gue dan gue nemuin kejanggalan. Tapi apa ya? Oh ya gue tau coverbag keril gue ga terpasang, berarti jatoh di tengah jalan. Ya beruntunglah engkau yang menemukan coverbag gue. Semoga kau betah bersama juragan barumu ya coverbagku. wkwkwkwk
Pukul 11:00 kita sudah sampai dipertigaan cisurupan, masih ada sekitar 4-5 km lagi. Gue berharap jalanan ke camp david mulus semulus paha SNSD, tapi harepan tinggal harepan ternyata jalanannya parah banget sampek motor gue gak kuat nanjak, lebih dari 3kali mbak citra harus turun dan berjalan duluan. Gue fikir mungkin karena berat dibagian belakang. Akhirnya keril gue pindahin ke depan dan daypack ditaro belakang. Setelah percobaan ini dilakuin akhirnya perjalanan ke atas sangat lancar dan sekitar pukul 11:42 kita tiba di Camp David.
Setelah mengistirahatkan kaki dan pantat, setelah urusan lapor sudah selesai akhirnya kami mulai melangkahkan kaki, baru 10 langkah mbak citra melihat penjual bakso dan akhirnya kami makan bakso dulu untuk mengisi perut. Saat makan sempet muncul ide untuk tebakan harga semangkok bakso ini. Dengan hukuman yang kalah mijetin yang menang. Gue nebak 17.500/mangkok sedangkan mbak citra nebak 10.000/mangkok. Dan guepun kalah, oke sampek sekarang gue masih punya utang mijetin dia. wkwk
Setelah makan langsung kita melanjutkan perjalanan. Baru sekitar 15 menit jalan gerimis sudah menyapa kami. Kawasan kawah perlahan kami lalu, melintasi punggungan yang begitu lebar lalu kami tiba di Gober Hud (Pos II), lapor dan setelah itu kami langsung menuju Pondok Seladah.
Sekitar pukul 15:12 kami tiba di Pondok Saladah dan mencari tempat yang strategis untuk buka tenda. Pilihan pun jatuh ditengah pepohonan yang cukup rindang. Dengan pertimbangan tenda yang kami bawa single layer dan perlu flysheet dan kami lupa bawa pasak. Jadi dengan mendirikan tenda ditengah pepohonan berharap angin tidak terlalu kencang.
Citra on action |
Setelah tenda dan flysheet berhasil didirikan, gue pun langsung mencari air untuk masak. Dan gue pun takjub karena di Pondok Seladah dibangun toilet umum dan pencuran layaknya di surau untuk berwudhu. Oke, julukan gunung wisata memang cocok untuk papandayan. :D
Sore itu karena capek perjalanan bandung-garut akhirnya gue memutuskan hanya masak mie instant dengan lauk sosis dan telor. Setelah makan, kita keluar bareng untuk mencari air dan bebersih diri sambil menikmati sore di pondok saladah yang berkabut itu.
Setelah bebersih diri, dan cukup kedinginan di pondok saladah kamipun masuk ke dalam tenda, tak lupa gue sholat maghrib dan setelah sholat gue pun memutuskan untuk tidur. Ditengah mimpi gue yang nyenyak mbak citra ngebangunin gue karena ketakutan, diluar tenda pun berisik bukan main semua orang berteriak-teriak kalo ada babi. Dan gue dengan setengah sadar bingung harus ngapain, akhirnya gue memilih untuk berdiam diri di tenda dan ketiduran lagi.
Sekitar pukul 12 malam gue kembali dibangunin mbak citra karena diluar rame teriakan ada babi lagi. Tapi kali ini menurut gue hanya guyonan dari mereka, soalnya pada teriak-teriak ada babi segede sapi, babi ultramen, babi power ranger apalah. Dan guepun akhirnya melanjutkan tidur lagi.
Minggu 18 Mei 2014 pukul 03:27 gue pun bangun dan berusaha ngebangunin mbak citra gue ajak untuk siap2 summit, tapi dia mengeluh sakit pada ulu hatinya, akhirnya gue biarin dia untuk istirahat lagi sementara gue masak untuk makan sebelum summit nanti. SB sudah kulepaskan dan kujadiin selimut untuk mbak citra.
Gue rebus air untuk kopi, gue masak mie, beras dan telor. Sambil nunggu masak beras gue pun sempetin untuk nulis sambil ditemani secangkir kopi dan boneka kesayangan gue, dora(emon). Sementara mbak citra masih terjaga dalam mimpinya dengan cantiknya. :)
Sekitar pukul 05:40 gue bangunin kembali mbak citra, gue ajak sarapan dan gue bikinin wedang jahe hangat untuk dia untuk mengurangi sakit di ulu hatinya. Setelah makan, gue pun packing barang-barang yang hendak kami bawa untuk menuju tegal alun.
Akhirnya pukul 06:35 kami berangkat menuju tegal alun. Gue sempet bingung jalur menuju tegal alun dimana tapi setelah mencari akhirnya ketemu, tapi sepanjang perjalanan hanya kami berdua saja. Sempet kepikiran bahwa kami nyasar. Tapi sepanjang perjalanan selalu ada string line. Sekitar 1 jam berjalan kami tibalah kami di lembah yang penuh dengan edelweis. Gue kira inilah tegal alun. Tapi terfikir dalam hati lembah ini sempit dan edelweis terlalu rimbun masa mungkin diperuntukan camp. Cukup lama kami disini berfoto, bercanda. Ditengah kesibukan kami berfoto ada satu rombongan yang sedang turun dan akhirnya kami pun bertanya jalur ke tegal alun. Ternyata benar ini bukan tegal alun, tegal alun masih sekitar 30 menit lagi.
Akhirnya tak mau membuang waktu kami langsung menuju tegal alun dan sekitar 25 menit kami telah sampai di tegal alun dengan disambut telaga air yang cukup segar itu. Gue sempet minum air dan bebersih disana. Tak banyak yang gue lakuin disana selain berfoto dan menikmati udara di tegal alun.
Mau ngopi nesting dan kompor pun tak bawa, akhirnya kunyalakan sebatang rokok untuk menghilangkan penatku. Setelah habis satu batang rokok kamipun turun ke pondok seladah melewati hutan mati.
Tiba di hutan mati pasti foto-foto adalah aktifitas pertama yang dilakukan. 2 kamera pun lowbat karena seringnya kami berfoto. Yah padahal masih banyak momen yang mau kita abadikan. Akhirnya kami langsung menuju pondok seladah.
Setibanya di pondok seladah, gue langsung melepas flysheet dan langsung masak untuk makan siang. Menu makan siang kami kali ini adalah sayur sop dengen lauk tempe goreng ala gue. xD
Setelah makan, kamipun packing dan bergegas turun. Hanya tinggal beberapa rombongan saja di pondok seladah siang itu. Saat perjalanan turun, mbak citra dengan cepatnya berjalan duluan didepan sementara gue mulai merasakan penyakit pada dengkul kaki gue akan kambuh, akhirnya gue pun berjalan sangat pelan. Mbak citra menunggu di Gober Hud, setibanya gue disana gue lapor dan membeli bed papandayan untuk kenang2an. Sembari ngobrol dengan akang penjaga pos, gue nikmatin beberapa lembar tempe goreng yang disajikan si akang. Lumayan untuk mengganjal perut.
Setelah berpamitan ke akang penjaga pos kami pun turun kembali, dna lagi-lagi mbak citra dengan cepatnya meninggalkan gue di belakang. Sekitar pukul 16:26 kami tiba di Camp david, dan setelah bebersih dan beristirahat kamipun langsung bergegas menuju Bandung.
Perjalanan menuju bandung sangat banyak kejadian yang tak diharapkan, kesehatan motor gue yang memang sedang tidak sehat. Kendala pertama ban belakang bocor lagi. Setelah itu rantai motor gue mengalami masalah. Sempat berkutat dengan rantai motor selama 2 jam. Setelah akhirnya nemu bengkel dan langsung gue benerin, perjalanan ke bandung lancar terkendali.
Finally, kita sampek di kosan gue tercinta pukul 23:45 dan segala cerita tentang dua hari ini akan selalu kami ingat dalam benak kita. Papandayan, kau sempat membuat aku lupa akan mandalawangi. Tapi maaf kau belum bisa menggantikan kecintaanku pada mandalawangi.