Setelah jalan-jalan ke Jambi dan Padang, kini giliran gue jalan-jalan kembali ke Pulau Celebes. Sebenarnya sebelum terbang ke Sulawesi gue sempet explore sisi timur Pulau Jawa tapi karena foto-fotonya belum sempet ke copy jadi nulis di blognya ntar aja. hahaha.
Perasaan gue seneng banget ya explore Sulawesi Selatan. Karna gue banyak duit? Bukan, karena bokap nyokap gue disana jadi kalo pulang kampung sekalian explore wisata disana. hahaha. Gue pulang kampung ke Sulawesi Selatan tanggal 17 Maret 2014. Dengan Burung Besi Air Asia SUB-UPG.
Singkat cerita gue telah mendarat di Bandara Hasanuddin makassar dan gue dijemput bokap dan nyokap gue tercinta. Muah muah deh. Setelah melepas rindu gue langsung minta anter ke Pantai Losari untuk menikmati senja disana. Setibanya di Losari benar saja gue langsung disuguhi sunset yang cukup memanjakan mata. Sayang gue gak punya kamera yang bagus untuk mengabadikan momen itu, alhasil jepretan kamera HP jadul gue pun jadi andalan.
Senja di Losari |
Namanya pulang kampung ya pasti gak langsung jalan-jalan, gue melepas rindu dulu pada Kota yang pernah gue tinggalin selama 3 tahun gue SMA. Sempat ada wacana untuk explore Kota Palu bersama keluarga sekalian mengunjungi kerabat yang ada disana. Tapi ya namanya juga wacana akhirnya batal dan planning wisata keluarga dipindahkan ke Tana Toraja.
Tanggal 29 Maret 2014 gue bareng bokap, nyokap dan nenek gue akhirnya berangkat ke Toraja menggunakan mobil pribadi. Tujuan kali ini : Kalimbuang Bori, Kete Kessu, Tilanga dan Lemo. Gue berangkat dari rumah 06:00 dan tiba di toraja pukul 07:30. Langsung menuju ke Kalimbuang Bori. Jalan menuju kesana cukup rumit karena jarang sekali petunjuk dan juga jalan sangat sempit.
Kalimbuang Bori merupakan Situs Megalithikum. Disana ditemukan kurang lebih 56 batu Menhir dalam satu lingkaran dengan 4 pohon dibagian tengahnya. Bebatuan menhir ini memiliki tinggi 2-4 meter.
Dalam fikiran gue Bori ini cuma bebatuan aja seperti di gunung padang ternyata tetep aja ini juga komplek pemakaman. Orang-orang yang dimakamkan disini termasuk bangsawan. Dan batu-batu menhir itu ditancapkan ketika ada yang dimakamkan disitu.
Mejeng dulu |
Jika kita berjalan sedikit ke belakang kita akan menemui kuburan batu melayang dan katanya ini merupakan kuburan yang sudah sangat tua.
Setelah puas ngeliatin kuburan batu gue pun beranjak ke Kete Kesu. Mungkin ini salah satu destinasi yang paling rame dikunjungin kalo ke toraja.
Melayang |
Kete Kesu dari jauh |
Kete' Kesu atau yang berarti pusat kegiatan, dimana terdapat perkampungan, tempat kerajinan ukiran dan tentunya juga KUBURAN. Pokoknya selama ke toraja pasti gak lepas dari KUBURAN. --" Pusat kegiatannya adalah berupa deretan rumah tongkonan. Selain tongkonan, disini terdapat lumbung padi dan bangunan megalith. Sekitar 100 meter dibelakang perkampungan terdapat permakaman tebing dengan kuburan bergantung dalam bangunan batu yang diberi pagar. Terdapat pula sebuah goa yang didalamnya terdapat batu-batu yang menyerupai potongan tulang manusia.
Tulang belulang |
Mulut Goa |
Salah satu Kuburan |
Tedong Bonga (Kerbau Bule) |
Setelah ke Kete' Kesu kita mampir sebentar ke Lemo tapi setelah sampai diparkiran bosen rasanya cuma liat batu kuburan. Akhirnya diputuskan ke Tilanga.
Tilanga merupakan sebuah kolam alami
yang berada di bawah pegunungan kapur. Suasana kolam memang agak gelap
karena kolam dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan yang tumbuh dengan
subur. Akibatnya, sinar matahari agak sulit menyinari kolam secara
langsung. Pada dasarnya, kolam alami Tilanga berukuran tidak terlalu
luas, malah cenderung kecil. Namun, kolam ini memiliki air yang sangat
jernih dengan kedalaman air yang berbeda-beda, mulai dari yang dangkal
hingga kedalaman mencapai 5 meter. Air kolam yang jernih ini memang
sangat cocok sebagai tempat untuk mandi.
Sebagai sebuah kolam alami, Tilanga
menyimpan sebuah cerita yang cukup menarik dan penuh dengan aura magis.
Kebanyakan pengunjung yang datang ke Tilanga bukan tertarik karena ingin
mandi di kolam, melainkan karena di dalam kolam ini terdapat moa (belut
berkuping) yang sering muncul di antara celah bebatuan di dalam kolam.
Orang Toraja biasanya menyebut belut berkuping ini dengan nama masapi.
Uniknya lagi, konon di Tilanga ada masapi yang berwarna putih,
dibandingkan masapi lainnya yang umumnya berwarna hitam.
Menurut cerita warga setempat, masapi
merupakan belut yang bisa membawa keberuntungan. Bagi orang yang bisa
melihat masapi, konon permintaan dan harapannya akan dikabulkan.
Sayangnya, untuk bisa melihat masapi juga tidak bisa dilakukan dengan
mudah karena hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihatnya. Untuk
memunculkan masapi harus dipancing dengan telur bebek rebus dan yang
memancing juga harus anak-anak. Karena gue penasaran akhirnya gue memancing masapi dengan telur bebek rebus, tapi gue gagal melihat masapi di sana.
Setelah puas menikmati air ditilanga akhirnya gue pun langsung kembali ke Palopo karena sudah beranjak sore. Toraja memang unik. Datanglah ke toraja jika bosan dengan gunung dan pantai. disini kita disuguhkan KUBURAN