Cikuray gunung tertinggi di garut. Salah satu gunung yang menjadi favorite pendaki gunung terutama mereka yg berdomisili di garut dan sekitarnya. Track yang cukup terjal seakan tanpa ada bonus menjadi tantangan tersendiri untuk mendaki gunung ini. Gunung yang mempunyai ketinggin 2821 MDPL ini berada di Kabupaten Garut tepatnya sebelah selatan Garut. Gunung cikuray merupakan gunung tertinggi ke-empat di Jawa Barat setelah tiga gunung lainnya, yaitu Gunung Ciremai (3078 MDPL), Gunung Pangrango (3019 MDPL), Gunung Gede (2958 MDPL).
Karena niat iseng ngoceh di akun twitter pribadi saya tentang pendakian gunung saya ditantang temen saya sebut saya Bayu yg notabene asli Bandung untuk daki Cikuray. Tanpa fikir panjang langsung saya menyanggupi dan merancang segala sesuatunya berdua. Karena ini pendakian perdana saya, perlengkapan pun kami berdua juga tak punya. Akhirnya kami sewa carrier dan sleeping bag di salah satu rent camp di bandung yang cukup terkenal dikalangan mahasiswa pecinta alam.
Tepatnya Jum'at 11 Oktober 2013 selepas sholat jumat kami berangkat dengan sebelumnya mencari pinjaman kompor dari seorang teman yg ternyata sedang rusak. Alhasil kami tidak membawa kompor dalam pendakian kali ini. Kami meinggalkan bandung tepat pukul 14:00 dengan menunggangi kuda besi Satria F milik saya.
Pukul 17:00 kami berdua telah tiba di portal masuk kawasan wisata. Kami melapor dan membayar biaya masuk kawasan wisata serta mengisi buku tamu. Biaya masuk wisata 3000 per orang dan biaya parkir 2500 untuk motor. Setelah melepas penat di pos pendaftaran kami melanjutkan perjalanan menuju pos pendakian atau yg sering disebut pos pemancar (di pos ini banyak pemancar / tower dari TV swasta maupun negri). Untuk menuju pos pemancar harus melewati jalanan perkebunan teh yg berbatu dan panjang. Perjalanan menggunakan motor memerlukan waktu +/- 45 menit sedangkan jalan kaki bisa 2-3 jam.
Setelah bertempur dengan kerasnya jalanan perkebunan teh yg seakan tiada habisnya akhirnya kami tiba di pos pemancar pukul 18:30. Sampai di pos pemancar kami disambut hangat oleh penjaga pos yang sempat membantu menurunkan keril kami berdua yg cukup berat ini dari atas motor. Setelah ngaso kami mengisi buku tamu dan membayar biaya retribusi. Biaya retribusi di pos pemancar ini seikhlasnya. Kami sepakat untuk membayar 15.000, ya itung-itung sebagai biaya parkir sampai besok kami kembali.
Di pos ini ada warung yang biasa digunakan pendaki untuk mengisi tenaga sebelum memulai pendakian. kami berdua memesan 2 gelas kopi dan beberapa roti untuk mengisi tenaga kami. Setelah dirasa tenaga kembali pulih, kami berdua memutuskan untuk langsung mendaki malam itu juga. Pilihan kami mendaki malam bukan tanpa alasan. Mendaki malam lebih enak menurut saya, selain menghemat persedian air juga kita tidak kaget melihat track yang ada karena gelap. Setelah siap-siap akhirnya kami berdua pamitan kepada akang-akang yg jaga pos untuk mendaki malam itu juga. Mereka bilang ada 2 kelompok yang sedang diatas. 2 kelompok tadi mendaki sejak tadi pagi. "Wah jadi malam ini hanya kami berdua yang mendaki" ujar saya dalam hati sambil melihat kesebelah pos ternyata banyak pendaki yang ngecamp disana. "mungkin mereka akan mendaki besok pagi" pikir saya. Tak lupa kami berdoa kepada Allah SWT agar diberi kelancaran dalam pendakian malam ini. Saya pamit lagi ke akang-akang penjaga pos untuk berangkat. "Titip sampahnya ya kang" kata salah satu akang. Kami mengiyakan perkataan akang itu dan memulai melangkah meninggalkan pos pemancar saya melirik jam tangan saya tepat pukul 19:30 kami meninggalkan pos pemancar.
Begitu meninggalkan pos pemancar kami langsung disuguhkan tanjakan terjal di tengah perkebunan teh dan kol milik penduduk sekitar. Baru sekitar 10 menit berjalan saya sudah ngos-ngosan mungkin badan saya kaget dengan tanjakan tadi. Dalam hati saya menyebut tanjakan ini Tanjakan pemanasan. Setelah 20 menit jalan kita dihadapkan 2 simpang. Jalur kiri kearah ladang penduduk sedangkan ke arah kanan ke puncak. Jalur yg kanan ini sedikit tertutup ilalang. Untung tandem saya kali ini Bayu pernah salah jalur dia dulu ambil yg jalur kiri, karena kejadian itu dia sudah hapal. Heheheh thx ler (begitu saya memanggilnya beler). Setelah melewati persimpangan ini ada sedikit bonus jalanan datar dan menurun disamping ladang penduduk. Setelah melewati ladang penduduk kita mulai masuk hutan yg begitu rapat. Jalur pendakian mulai menyempit dan menanjak. Saya baru tau kalau jalur pendakian ini adalah jalur turunnya air hujan dari puncak. Tracknya sangat sulit bagi saya yg pemula ini. Kita harus berpegang pada akar-akar pohon atau pohon untuk bisa naik lebih jauh. Setelah berjalan cukup lama karena seringnya saya merasa lelah kami sampai juga di pos 1. Setelah beristirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2. Jalur menuju pos 2 tak jauh beda dengan pos 1. Terjal dan kadang lutut harus ketemu dengan dada. Kurang lebih pukul 21:00 kami sampai di pos 2.
Kami beristirahat cukup lama di pos 2 untuk mengembalikan stamina dan mengisi persediaan air di pipa air yg ada di sisi kanan jalur pendakian. Pukul 21:30 kami melanjutkan perjalan menuju pos 3. Ditengah perjalanan menuju pos 3 hujan turun akhirnya kami berdua memilih berhenti sejenak meunggu hujan reda karena kami hanya membawa 1 jas hujan saja. Akhirnya jas hujan itu kami jadikan flysheet untuk melindungi kami dan barang bawaan kami. Kami berdua sempat tertidur sebentar. Setelah hujan reda kami melanjutkan perjalanan. Perasaan saya sudah jalan cukup jauh tp belum sampai juga di pos 3. Sekitar pukul 23:15 kami sampai di pos 3 dan langsung berjalan lagi menuju pos 4. Pukul 00:00 kami sampai di pos 4. Tandem saya merasa kedinginan dan memutuskan untuk beristirahat sejenak. Kami beristirahat di pos 4 yang sangat kecil ini dan tidak tanahnya yang tidak rata. Karena hujan kembali turun walaupun tidak deras kami memutuskan untuk tidur di pos 4 sampai esok pagi. Akhirnya kami mengeluarkan sleeping bag dan langsung tidur. Kami tidak punya matras juga tidak punya tenda jadi kita tidur apa adanya. Mungkin kalau saat itu ada pendaki lain yg lewat mereka akan mengira kita kantong mayat kali. hahahahaha
Saat saya membuka mata matahari sudah cukup tinggi. Ternyata sudah pukul 05:30. Gagal lah keinginan saya mengejar sunrice di puncak cikuray. Setelah siap-siap akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan stamina yg baru. Pos 4 ke pos 5 sangat dekat mungkin cuma sekitar 15 menit. Dan di pos 5 tanahnya cukup datar. "tau gini kemarin naik bentar trus tidur disini" kata saya dalam hati. Kami tak beristirahat di pos 5 mungkin karena tenaga kami masih full kami langsung lanjut menuju pos 6. 07:00 Kami sampai di pos 6 yang merupakan puncak bayangan. Pos 6 ini cukup luas dan datar biasanya pendaki sering ngecamp disini. Kami makan perbekalan kami di pos 6 sambil menikmati udara segar di puncak bayangan ini. Begitu segarnyaaaa. Seandainya udara di daerah kampus aya seperti ini saya akan betah. hahahaha. Setelah makan roti dan indomie tanpa di rebus kami melanjutkan perjalanan menuju pos 7.
Perjalanan menuju pos 7 lumayan panjang dan jalurnya makin menyempit dan semakin terjal. Kami harus berhenti beberapa kali untuk mengatur napas. Di tengah perjalanan menuju pos 7 kami bertemu 3 pendaki yang turun. "Kira-kira 1 jam lagi kang udah puncak, semangat kang" kata salah satu pendaki itu sambil menunggu saya untuk lewat. Karena sempitnya jalur maka kalau kita berpapasan dengan pendaki yg hendak turun maka harus ada yang mengalah untuk menunggu. Setelah meninggalkan pendaki tersebut kami sampai di pos 7. Di pos 7 ada kelompok pendaki dari SMA di jakarta. Pos 7 ini sangat kecil mungkin hanya cukup untuk 1 tenda saja. Saya dan tandem saya sepakat untuk tidak beristirahat di pos 7 karena sudah sering istirahat tadi. Saya langsung tancap gas menuju puncak. Jalur menuju puncak semakin terjal. Tak terasa didepan mata kami telah terlihat sebuah bangunan berwarna hijau.
Tandem saya langsung berteriak "Leeeeet itu depan puncak". Saya pun langsung berlari menuju tempat dia berdiri dan benar saya melihat bangunan itu dan dengan hati yang penuh harap selangkah demi selangkah mengayunkan kaki saya dan akhirnya tibalah kami berdua di puncak Gunung Cikuray tepat pukul 8:30. Kami beristirahat sejenak mengatur napas dan memandangi pemandangan disekitar puncak.
"Kita diatas awan ler" ujar saya kepada teman saya itu. Ya memang saat itu saya diatas awan. Di puncak gunung cikuray ini terdapat sebuah bangunan kecil berukuran +/- 5x5 m. Tapi saat saya kesana kebersihan bangunan ini memprihatinkan, di dindingnya pun banyak tulisan-tulisan yang ditinggalkan oleh mereka yang mengaku pecinta alam. Dalam hati saya mengucap syukur Bisa mencapai puncak cikuray dalam pendakian perdana saya ini. Tak lupa kami juga bernarsis ria selang beberapa saat rombongan pendaki dari Jakarta yang tadi ngecamp di pos 7 tadi juga tiba di puncak.
Setelah puas melihat pemandangan di Puncak cikuray kami kembali ke pos pemancar pukul 10:30. Waktu yang kami perlukan untuk turun cukup lama karena sepanjang jalur turun saya bertemu dengan pendaki yang hendak naik. Kurang lebih sekitar 300-400 orang yang hendak mendaki saat itu. Tepat pukul 14:00 saya sampai di pos pemancar dan menyerahkan sampah ke akang penjaga pos. Iseng saya bertanya kepada akang tersebut "kang, tadi rame bener yang naik. Kira-kira berapa orang kang yang naik?" "Sekitar 500-600-an kang", ujarnya. Dalam hati saya gak kebayang mereka harus berebut tempat buat ngecamp.
Kami berdua akhirnya buang hajat dan mengisi perut di warung yang ada di samping pos pemancar. Pada saat kami makan masih ada sekitar 50 orang yang hendak naik. Saya hanya bisa geleng kepala. "Untung kita naik semalem kan let, coba naik pagi tadi", ujar Bayu kepada saya sambil ketawa. Setelah urusan perut beres kami bersiap untuk kembali ke bandung dan masih harus bertarung dengan jalanan garut-bandung. Akhirnya kami tiba di rumah masing2 pukul 19:30 dengan selamat dan kaki yg pegel-pegel.
Saya Diatas Awan |
Puncak Cikuray 2821 MDPL |