Instagram

Tuesday, November 26, 2013

Tanggal 22 November 2013 saya mulai meninggalkan kontrakan tercinta dan menuju ke Terminal Leuwi Panjang untuk segera berangkat menuju Cibodas. Tujuan saya kali ini adalah dua puncak gunung sekaligus Gunung Gede (2958 MDPL) dan Gunung Pangrango (3019 MDPL). Kali ini saya ikut rombongan dari forum BPI. Rombongan kami 15 orang. 12 diantaranya berangkat dari Kampung Rambutan dan 3 berangkat dari Leuwi panjang. 


Gunung Gede dan Gunung Pangrango
Saya sampai pukul 20:00 di leuwi panjang dan menunggu Yosi dan Hayu hingga akhirnya berkumpul pukul 21:15. Langsung kami bertiga menaiki bis ekonomi Garuda Pribumi (Bandung - Merak via Puncak) dengan tarif 25.000. Setelah naik bis kami bertiga langsung tidur nyenyak. Setelah sampai di cianjur bis kami penuh sesak oleh para pendaki lain yang hendak mendaki Gede pangrango juga. Ternyata bis yang mereka tumpangi mogok dan terpaksa dialihkan ke bis kami. Alhasil bis ini penuh dengan carrier dan orang. 

Pukul 00:15 kami sampai di pertigaan cibodas tempat pertemuan kami dengan rombongan dari jakarta. Pertigaan cibodas malam itu sungguh ramai. Ada sekitar 100 orang berkumpul dipinggir jalan untuk melengkapi keperluan mereka dalam pendakian. "besok pasti kaya pasar nih di kandang badak" fikir saya. Rombongan demi rombongan mulai meninggalkan pertigaan cibodas dan menuju ke basecamp untuk beristirahat kecuali kami bertiga yang masih setia menunggu rombongan dari jakarta. Kami bertiga menunggu di depan Alfamart sambil mengistirahatkan badan yang sudah mulai ngantuk dan ingin istirahat. 

Tepat pukul 02:00 13 orang dari jakarta datang dan akhirnya kami berkumpul dan langsung melanjutkan perjalanan ke basecamp Mang Idi dengan menyewa 2 angkot. Perjalanan menuju basecamp tidak terlalu jauh sekitar 4km dan ditempuh +/- 20 menit. Setelah sampai di basecamp, kami semua langsung mengisi kebutuhan perut masing2. Dan 6 cewek yang ada di rombongan kami memilih untuk tidur, sedangkan 9 pejantan tangguh memilih untuk bersendau gurau menunggu pagi. 

Pukul 05:00 keenam bidadari yang ada dirombongan kami berangsur-angsur bangun dari mimpi indahnya dan kami semua bersiap-siap untuk memulai pendakian. Setelah semua beres akhirnya tepat pukul 06:30 kami memulai pendakian tak lupa sebelum berjalan kami semua berdoa kepada Allah swt agar diberi kelancaran dalam pendakian kali ini.

Perjalanan dari basecamp menuju ke Pos Lapor merupakan jalanan aspal dan pavingblock. Setelah melewati Pintu Masuk Taman Nasional Gunung Gede Pangrango jalur berganti menjadi bebatuan yang membentuk tangga. Setelah melewati tangga ini kita akan sampai di Pos Lapor TNGGP. Setelah mengurus simaksi kita mulai pendakian. Jalur pendakian merupakan bebatuan yang disusun membentuk tangga. Mungkin ini karena TNGGP dijadikan tempat wisata sehingga jalurnya dibuat sedemikian rupa. Setelah berjalan kurang lebih 2 km kami sampai di Jembatan Rawa Gayonggong. 

Jembatan Rawa Gayonggong

Dari Jembatan ini Puncak Pangrango sudah bisa terlihat dengan jelas. 

Pangrango dilihat dari Rawa Gayonggong

Setelah melewati Jembatan ini kita akan kembali disuguhkan jalanan berbatu yang akan mengantarkan kita ke Pos Panyancangan. Pos Panyancangan merupakan pos yang berada di pertigaan antara ke Air Terjun Cibeureum dan ke Puncak Gede/Pangrango. Dari pos ini kita ambil yang kiri bukan yang lurus. Setelah meninggalkan pos ini jalur mulai menanjak dengan beberapa kali bonus. 

Sesekali kami berhenti untuk mengatur nafas. Sejak dari pos panyancangan tadi rombongan kami terpisah menjadi 3 rombongan. 4 cewek dan 2 cowok ada di rombongan pertama. Saya dan 4 pejantan lainnya berada dirombongan kedua. dan 2 cowok dan 2 cewek berada cukup jauh dibelakang. Saya dan rombongan saya berjalan tapi pasti dengan sesekali beristirahat untuk mengatur nafas. Akhirnya pukul 11:00 rombongan saya sampai di Air panas. Air disini memang benar2 panas. sekitar 60-80 derajat. Pemandangan di air terjun ini cukup bagus namun kita harus ekstra hati-hati saat melewati batu-batu yang sangat licin. Salah berpijak sedikit di sebelah kanan langsung masuk ke jurang yang diisi dengan batu-batu terjal. 

Saat melewati air panas ini saya sempat mengalami insiden kecil. Kaki kiri saya terpeleset sehingga saya jatuh kedepan, Bang Tio yang ada dibelakang saya panik dan mendorong pantat saya hingga saya makin terdorong kedepan untung tangan saya segera menggapai batu besar untuk pegangan. Hampir saja kejadian yang sangat tidak diinginkan terjadi. Setelah melewati Air terjun ini kami berniat untuk mengisi perut yang sejak tadi sudah meminta hak-nya. Akhirnya kami adakan masak2an. 

Setelah mengisi tenaga kembali kami melanjutkan perjalanan. Track yang disuguhkan tetap sama jalanan berbatu yang membentuk tangga. Sekitar pukul 13:00 kami sampai di pos Kandang Batu dan berhenti sejenak untuk melaksanakan sholat. Setelah wudhu kami menumpang shalat di tenda pendaki lain yang mendirikan camp di Kandang Batu. Setelah selesai sholat kami melanjutkan perjalanan dan akhirnya kami sampai di kandang badak sekitar pukul 13:45. 

Benar saja Kandang Bada saat itu benar-benar seperti pasar. Lahan untuk membuka tenda semua sudah penuh. Rombongan pertama tadi sudah sampai terlebih dahulu dan sudah mendirikan 2 tenda. Kurang 2 tenda lagi untuk menampung kami ber15. Akhirnya saya dan Tio mencari lahan yang bisa menampung 4 tenda kami. Alhamdulillah kami melihat rombongan pendaki yang sedang packing dan hendak turun. Akhirnya kami menggunakan lahan mereka yang cukup luas untuk menampung 4 tenda kami. Setelah kami mendirikan keempat tenda kami rombongan ketiga datang dan kami melengkapi perlengkapan yang belum terpasang, seperti memasang flysheet dan mengisi air untuk kebutuhan masak dan minum. 

Karena saat itu waktu sudah menunjukan pukul 15:30 akhirnya kami putuskan untuk stay di tenda dan mengisi waktu untuk masak dan makan. Jadi harapan untuk mengejar sunset di Puncak Gede harus dikubur dalam-dalam. Setelah masak dan bercengkrama kami mengambil keputusan bersama esok akan mendaki kemana. Setelah berdiskusi cukup alot akhirnya diputuskan kami akan mendaki pangrango. Sekitar pukul 18:30 kami semua tidur untuk mempersiapkan fisik untuk summit esok dini hari.

Pukul 11:00 saya terbangun dan mulai menghidupkan kompor untuk masak air dan makanan lainnya. Sekitar pukul 12:00 teman-teman lainnya bangun dan mulai membantu saya untuk masak. Malam itu ada kejadian yang cukup fail dan menegangkan. Hampir saja kami membuat kebakaran. :lol:

Tio yang berniat menghidupkan kompor tapi gas-nya beku. Dia coba putar tuas untuk memperbesar apinya tapi tetap saja namanya gas beku ya api keluarnya dikit. hahahaha. Tapi sekitar 1 menit kemudian petaka datang kompor itu mengeluarkan api yang sangat besar, cukup besar untuk ukuran kompor gunung. Api itu hampir membakar tabung gas-nya sendiri, untung Tio cepat tanggap langsung menendang jauh-jauh kompor itu. Tapi tendangan tio yang tidak terarah itu malah mengenai tenda cewek dan nyaris terbakar dengan sigap tio menendang lagi kompor beserta gas-nya itu ke semak-semak dan alhamdulillah gas-nya lepas dari kompor dan tidak terjadi apapun. 

Kami berempat tertawa tapi jantung kita masih deg-degan karena hal itu. hahaha. Satu persatu masakan yang kami masak sudah jadi. Dan kami membangunkan teman-teman yang lain untuk makan dan bersiap summit. Setelah semua urusan perut beres. Kami bersiap summit Pangrango dengan membawa 2 Daypack untuk membawa Raincoat, Air, dan Makanan ringan. Kami meninggalkan Camp tepat pukul 02:20 pagi. Target kita sampai di Pangrango jam 07:00 dan menikmati sunrise di Jalur pendakian. Sebelum berangkat kami berdoa memohon kelancaran summit ini dan kami semua bisa sampai puncak. 

Untuk mencapai puncak Pangrango, kami memulai perjalanan dari jalur berbatu di sudut kiri atas pos Kandang Badak. Berjalan sekitar 10 menit,  kami sampai pada persimpangan, dengan plang yang cukup jelas menunjukan arah kanan (lurus) mengarah ke Puncak Gede, sementara ke kiri adalah jalur menuju Puncak Pangrango. Kami kan maunya ke Pangrango, jadi ngambil jalan yang kiri. 

Track menuju puncak pangrango sangatlah terjal dan sempit. Sepanjang jalur terdapat rintangan seperti pohon yang tumbang maupun jurang. Setelah berjalan cukup lama kami sampai di tempat datang yang langsung berhadapan dengan puncak gede. Dan kami berhenti sejenak menikmati sunrise dari sini. Disini juga ada beberapa rombongan yang mendirikan tenda di tempat ini. 


Setelah puas berfoto-foto sunrise kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dari sini rombongan kami terbagi menjadi beberapa rombongan lagi. Dan kali ini saya berada di rombongan terdepan. Semangat saya semakin membara setelah menyaksikan sunrise tadi. Fikiran saya puncak sudah didepan mata. Sedikit lagi pasti sampai. Saya berfikir demikian karena vegetasi di depan mata sudah tak ada yang menghalangi lagi. Tapi dugaan saya salah jalur masih sangat panjang. Dan saya sempat sedikit putus asa. Jalur yang kian terjal dan kian menyempit membuat semangat kami menurun sedikit demi sedikit. Dan sampai akhirnya kami mendapati jalur datar. "Padahal kiri udah turunan, kanan juga turunan tapi belum puncak juga" kata teman satu rombongan saya. Saya pun berfikir hal yang sama. Ini udah jalanan datar disisi kiri dan kanan sudah bukan tanjakan tapi sudah tanah menurun tapi kok belum puncak juga. 

Ternyata itu merupakan bonus terakhir sebelum puncak. Jalanan itu datar sepanjang +/- 800 m sebelum Tugu Puncak Pangrango. Dan pukul 05:45 rombongan saya sampai di Puncak pangrango 3019 MDPL.

Puncak Pangrango 3019 MDPL
Tak lengkap rasanya kalau sudah sampai puncak kita gak bernarsis ria. Sambil menunggu rombongan kami lainnya datang kami bernarsis ria dengan beberapa pendaki lainnya yang juga berhasil mencapai puncak. Setelah puas jeprat jepret dan rombongan kami sudah lengkap kami melanjutkan perjalanan ke Lembah Kasih Mandalawangi. Perjalanan ke mandalawangi cukup dekat hanya dengan 10 menit kami telah sampai di Mandalawangi. 

Pemandangan dari Lembah Mandalawangi


Lembah Kasih Mandalawangi

Mandalawangi ini merupakan tanah lapang yang cukup luas yang ditumbuhi Pohon Edelweis. Luas lembah ini kira-kira tiga kali luas lapangan bola. Tapi sayang saya tak bisa berjumpa dengan Bunga Edelweis yang abadi itu karena belum musimnya mekar. Disini kami berniat untuk bersantai sambil menikmati secangkir kopi dan makanan ringan yang kami bawa dari camp untuk mengembalikan tenaga. Di Mandalawangi ini juga terdapat mata air yang bisa digunakan untuk masak maupun reffil persediaan minum yang sudah mulai menipis. 

Setelah ngisi perut di Mandalawangi, sekitar pukul 9 kami beranjak kembali ke puncak pangrango untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan turun ke Kandang Badak.


Sekitar pukul 11:00, kami sampai kembali di Kandang Badak. Kami masak lagi untuk mengisi perut sebelum kembali ke cibodas. Setelah berberes-beres ria, kami melanjutkan perjalanan turun kembali ke Cibodas melalui jalur yang sama ketika kami nanjak pukul 16:00. Sampai di Cibodas sekitar pukul 19:00. Setelah melapor ke-pos Jagawana kami menuju base camp mang idi untuk bersih-bersih badan seadanya dan mengisi perut lagi. Sekitar pukul 21:00 kami menuju pertigaan cibodas untuk naik bis menuju rumah masing-masing. 

Akhirnya saya tiba di kontrakan tercinta pukul 00:30 dini hari dan langsung tidur. zzzzzzzzzzzz

Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak
Jangan ambil apapun kecuali gambar
Jangan memburu apapun kecuali waktu
Jangan petik apapun kecuali kenangan.