Instagram

Saturday, January 25, 2014

Perjalanan ke bromo ini sebenarnya lanjutan dari keliling kota Batu yang udah gue ceritain sebelumnya disini. Tapi dengan beberapa tambahan tersangka. Singkat kata gue dan rombongan yg berangkat dari terminal arjosari udah sampai di Terminal Bayuangga Probolinggo. Gue langsung ngubungin mas Hafiz yang udah dateng di terminal sejak tadi pagi. hahaha. Setelah semua komplit kita langsung keluar menuju parkiran terminal yang disana udah menanti tante, kakek dan ponakan gue.

Tante gue selain mau jemput gue juga mau nunjukin penginepan yang udah dibooking tante gue. Setelah kangen-kangenan sama tante gue akhirnya rombongan cewek yang juga tante-tante tadi ikut ke dalam mobil tante gue. Karna kapasitas mobil gak cukup akhirnya kami cowok-cowok berempat memutuskan naik Bison untuk menuju ke penginepan. Setelah mobil tante gue meluncur ke Desa Ngadisari gue dan ketiga cowok lainnya menuju ke sebelah terminal yang merupakan tempat ngetemnya Bison yang akan mengangkut kami ke bromo.



Ternyata Bison disini gak langsung jalan tapi nunggu penumpang penuh dulu. Baiklah kita akhirnya menunggu. Kurang lebih 2,5 jam kami menunggu tapi jumlah penumpang cuma 9 orang. Sopir masih berusaha nyari tambahan orang agar bisa segera diberangkatkan. Sembari nunggu gue iseng nanya-nanya sepasang muda-mudi yang nampaknya juga mau wisata ke Bromo. Ternyata benar mereka mau wisata ke Bromo dan gue pun nyeletuk nanya ke mereka apa udah dapet penginepan. "Belum mas" kata cewek itu sambil tersenyum manis. 

Pucuk dicinta ulampun tiba, gue langsung nawarin mereka nginep bareng rombongan gue karena rombongan gue sewa 1 rumah penduduk dengan kapasitas +/- 15 orang sedangkan rombongan gue cuma 10 orang. Dan mereka berdua pun menyetujui dan berkenalan dengan mereka. Dihan dan Nina mereka berasal dari Jogja. 

Pak sopir pun tiba-tiba muncul dengan muka lesu dan ngomong gak dapet penumpang lagi. Gue pun langsung bilang yaudah pak berangkatin aja kita tambah biaya dan sopirpun meminta 50ribu per orang. Setelah bertanya ke semua penumpang dan mereka semua setuju akhirnya lepas landaslah bison ini. 

Perjalanan menuju desa Ngadisari lumayan jauh kurang lebih 1 jam kita baru sampai di penginapan. Setelah sampai di penginapan ternyata tante gue udah balik dan tersisa tante-tante rombongan gue yang sudah cantik cantik abis mandi air panas yang juga fasilitas dari rumah ini. Gue pun masuk kamar mandi cuma cuci muka, cuci kaki dan gosok gigi. Semua udah siap dengan pakaian hangat masing-masing tapi entah kenapa saat itu gue gak kedinginan. Sampai pas gue keluar rumah menuju POS JEEP untuk sewa Jeep untuk explore bromopun gue cuma pake celana pendek dan kaos oblong biasa.

Sementara gue, tante triani, tante enha, rizky ke pos persewaan jeep, tante-tante dan yang lain pada masak-masakan dirumah untuk makan malam kami. Sesampainya kita di rumah lagi masakan sudah tersedia dan langsung sikat. Perut sedari tadi udah meminta haknya. Menu malam itu Nasi Jagung, Mie Rebus, Ayam dan Tahu bumbu. Tante-tante tadi cuma masak mie rebus doang yang lain itu dibungkusin sama tante gue. :p

Setelah makan kita berunding untuk mengambil paket mana untuk explore bromo. Kita ditawarin 2 Paket. Paket pertama Hanya Penanjakan dan Kawah Bromo (350.000) sedangkan paket kedua Penanjakan, Kawah Bromo, Pasir Berbisik dan Savana (550.000). Dan kita semua sepakat memilih paket yang kedua. Setelah rapat kecil-kecilan semuanya beranjak ke kamar masing-masing terkecuali gue, rizky dan dihan yang masih setia nonton TV. 

Sambil nonton masih dunia lain akhirnya gue tertidur di sofa dan tiba-tiba terbangun pukul 02:45 dan kondisi rumah udah rame, para tante-tante udah sibuk siap-siap tiba-tiba rizky keluar dari kamar langsung menuju ke pintu depan dan bukain pintu. "Oh ternyata supir jeep dateng"  pikir gue. Setelah buka pintu tadi tiba-tiba Rizky pingsan sontak kami semua kaget dan langsung membopong Rizky ke sofa. Syukurlah sekitar 5 menit kemudian dia siuman.

Setelah semua siap akhirnya kami berangkat menggunakan 2 Jeep dengan masing-masing jeep diisi 6 orang. Jeep pertama diisi kelima tante-tante tadi plus Hellen, sedangkan Jeep kedua diisi gue, jo, Rizky, mas Hafiz, Dihan dan Nina. Tujuan awal kita adalah melihat Sunrise di Penanjakan. Alhamdulillah banget saat kita keluar dari rumah cuaca sangat terang gak mendung dan gue pun optimis bisa liat sunrise. 

Singkat cerita kita udah sampai di Penanjakan, tapi takdir berkata lain parkiran di Penanjakan penuh dan akhirnya kita diturunin di depan Bukit Cinta yaudah akhirnya kita naik ke Bukit Cinta untuk menanti Sunrise. Menuju puncak bukit ini ada 2 jalur. Yang pertama jalanan yang cukup menanjak tapi langsung menuju puncak sedangkan jalur yang kedua panjang menyusuri punggungan dan cukup landai. Saat naik gue memilih jalur menanjak tapi langsung puncak. Ternyata di Puncak udah cukup ramai. Di puncak Bukit Cinta ini ada 2 tiang listrik dan juga 1 Pura kecil. 

Bukit Cinta
Selama kami menunggu kabut berangsung-angsur keluar dari peraduannya dan gagalah kami melihat sunrise kali ini. Wajah-wajah kecewa muncul dibenak gue.

Wajah Kecewa
Hari udah cukup terang kami pun bergegas menuju Kawah Bromo. Sesampainya di parkiran kawah Bromo kami langsung menuju toilet karena ingin buang air kecil karena udara yang cukup dingin. Di parkiran Kawah Bromo ini banyak sekali warga tengger yang menawarkan Naik Kuda sampai ke Kawah Bromo. Harga yang ditawarkan cukup beragam tapi normalnya 100.000 PP. Namanya juga penghematan akhirnya gue milih jalan dan yang lainnya pun juga demikian. Tracking ke kawah bromo gak terlalu jauh sekitar 2km. 

Setelah tracking sejauh 2km dan menaiki +/- 247 anak tangga sampailah gue di bibir kawah bromo. Saat gue sampai di bibir kawah cuacu kabut sehingga tak terlihat apapun dan bau belerang sangat menyengat. Gue gak tahan dengan bau belerang itu dan akhirnya gue memilih lekas turun. Saat perjalanan turun gue nyempetin diri ke punggungan gunung bromo untuk berdiam dan menikmati lautan pasir dan pura bromo dari atas sana

Pemandangan dari atas sana
Setelah puas menikmati pemandangan gue turun bareng jo dan rizky. Jo belanja oleh-oleh kaos untuk keluarganya dirumah sedangkan gue pesen sate ayam untuk mengisi perut yang kosong. Sate ayam disini 15.000 dapet 10 Tusuk Sate + 1 Lontong. Gue tambah 1 lontong dan sate ini kami makan bertiga. Alhasil gue bayar 20.000. Setelah makan gue langsung kembali ke jeep dan bersiap ke Savana. Perjalanan menuju savana cukup singkat.


Setelah puas foto-foto kita berlanjut ke Pasir Berbisik yang jaraknya cukup dekat dengan savana ini.
View Bromo dan Batok dari Pasir Berisik



Setelah puas berbisik-bisik ria dengan pasir disini kami lantas kembali ke penginapan. Sesampainya di penginapan gue langsung tidur sedangkan yang lain ada yang masak, ada yang beres-beres mau pulang. Tiba-tiba gue dibangunin untuk rundingan kecil soal share cost. Padahal sebelum dibangunin gue lagi mimpi mau lamaran sama Raline Shah tapi dibuyarkan.

Setelah semua urusan beres gue yang telat bangun cuma disisain satu piring mie instan yang porsinya gak cukup buat seorang anak kecil sekalipun. Sunggu tega para tante-tante ini. Gue akhirnya mandi dan kita siap untuk pulang.



Kami kembali ke terminal probolinggo dengan menggunakan bison dengan tarif 30.000 per orang. Sesampainya di Terminal Bayuangga kami berpisah dan mengikuti kemana kaki melangkah. Tante Fuji ke Jogja, Tante Hetty dan tante triani ke Mojokerto, tante Zares, tante Enha dan Jo ke Malang dengan kereta api, Hellen ke Malang dengan Bus, mas Hafiz ke Surabaya, Nina dan Dihan stay di probolinggo sementara gue dan Rizky bertolak ke Kediri. 

Sebelum ke Kediri gue mampir ke rumah tante gue untuk jenguk ponakan dan nenek gue. Sekalian minta makan. haha Sesampainya gue dirumah nenek yang tak jauh dari terminal probolinggo gue inget kalau sekitar 1km dari rumah nenek ada Pantai. Akhirnya gue ajak Rizky kesana naik motor. 



Mungkin pantai ini emang gak setenar pantai lainnya karena pantai ini memiliki pasir yang hitam dari abu vulkanik gunung bromo namun cukuplah untuk melepas penat di akhir pekan. Setelah puas menikmati senja di pantai ini gue sama rizky balik ke rumah nenek gue untuk makan mandi trus balik ke kediri.

Keesokan harinya gue sama rizky menuju ke Simpang Lima Gumul yang menjadi ikon Kab. Kediri. Simpang Lima Gumul ini merupakan replika dari Monumen Arc De Triomphe di Paris sana.